BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja dunia sekitar kita
beserta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya tanpa mempertanyakan
misalnya, apa itu air, apa itu bensin, mengapa bensin bias terbakar sedangkan
air tidak? Apakah arti tarbakar? Mengapa besi dapat berkarat sedangkan emas
tidak? Apa itu karet dan bagaimana membuat karet tiruan?
Pertanyaan-pertanyaan diatas
adalah sebagian dari masalah yang dibahas dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena
itu, ilmu kimia dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta
energi yang menyertai perubahannya.
Suatu atom bergabung dengan atom
lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa
kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu
ikatan yang terjadi antara ion positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion
negative [atom yang menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk
bersifat polar.
Dalam
setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan
antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat,
yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853-
1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia.Dimana,Unsur- unsur gas mulia (
golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi electronnya memeliki
susunan electron yang stabil.Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi
electron seperti yang di meliki oleh unsure gas mulia, yaitu dengan cara
melepaskan electron atau menangkap electron.Jika suatu unsure melepaskan
electron, artinya unsure itu electron pada unsure lain. Sebaliknya, jika unsure
itu menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsure lain. Jadi
susunan yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsure lain.
Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki delapan elektron di kulit
terluar di sebut kaida octet.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah yang mendasari tulisan makalah ini adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan ikatan kimia?
2. Apa
yang dimaksud dengan ikatan ion dan ikatan kovalen?
3. Apa
saja jenis-jenis ikatan kimia?
4. Bagaimanakah
prinsip teori ikatan valensi dan teori orbital molekul?
5. Apa
yang dapat mempengaruhi bentuk suatu molekul?
6. Mengapa
hibridisasi dapat mempengaruhi bentuk suatu molekul?
7. Bagaimana
kepolaran dari suatu ikatan atom atau molekul?
C.
TUJUAN
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui bagaimana terjadi ikatan kimia
2. Untuk
mempelajari berbagai jenis ikatan kimia
3. Untuk
mempelajari teori-teori ikatan kimia
4. Untuk
mengetahui bentuk molekul
5. Untuk
mengetahui kepolaran ikatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN IKATAN
KIMIA
Ikatan adalah sesuatu yang menghubungkan sesuatu hal
dengan hal yang lain. Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom
atau antar molekul dengan cara sebagai berikut [1]:
1.
Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan
atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron).
2.
Penggunaan bersama pasangan elektron
yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan.
3.
Penggunaan bersama pasangan elektron
yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan.
Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung
membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yaitu struktur
elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel berikut :
Unsur
|
No
Atom
|
K
|
L
|
N
|
M
|
O
|
P
|
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
|
2
10
18
36
54
86
|
2
2
2
2
2
2
|
8
8
8
8
8
|
8
18
18
18
|
8
18
32
|
8
18
|
8
|
Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka
mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan
berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut
sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur
atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah
oktet.[2]
B.JENIS-JENIS IKATAN
KIMIA
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang
bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom
atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi
stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:[3]
1. ikatan
antar atom
a. Ikatan
ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah ikatan antara ion positif dan negatif, karena partikel yang
muatannya berlawanan tarik menarik.[4]Kation
terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya
terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion
cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi,
dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda
keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar
beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin
kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan
yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal
ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah
oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis.
Contoh
pada pembentukan NaCl :[5]
Pembentukan NaCl dengan lambang
Lewis
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a.
Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c.
Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
b. Ikatan
kovalen = homopolar
Ikatan
kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan
elektron oleh dua buah atom. Ikatan Kovalen terjadi karena adanya valensi dari
masing-masing atom. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non
logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam
nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom
terikat bersama.
Pada
umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam yang mempunyai
perbedaan elektronegativitas rendah atau nol. Seperti misalnya : H 2,
CH 4, Cl 2, N 2, C 6 H 6,
HCl dan sebagainya.
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang dipergunakan bersama, maka ikatan
kovalen dapat dibedakan menjadi:
- Ikatan Kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang melibatkan sepasang elektron dan dilambangkan dengan satu garis ikatan.
- Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang elektron. Ikatan kovalen yang melibatkan 2 pasang elektron disebut ikatan rangkap dua, danikatan kovalen yang melibatkan 3 pasang elektron disebut ikatan rangkap 3.
a)
Pembentukan Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen biasanya
terjadi antar unsur nonlogam yakni antar unsur yang
mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikata kovalen juga
terbentuk karena proses serah terima
elektron tidak mungkin terjadi.
Hidrogen klorida merupakan contoh
lazim pembentukan ikatan kovalen dari atom
hidrogen dan atom klorin. Hidrogen
dan klorin merupakan unsur
nonlogam dengan harga keelektronegatifan
masing-masing 2,1 dan 3,0. Konfigurasi elektron
atom hidrogen dan atom klorin adalah
H
: 1
Cl
: 2 8 7
Berdasarkan aturan oktet yang telah diketahui maka atom hidrogen kekurangan
1 elektron dan atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi
stabil golongan gas mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin
mempunyai harga keelektronegatifan yang lebih besar
dari hidrogen tetapi hal ini tidak
serta merta membuat klorin mampu menarik elektron hidrogen karena
hidrogen juga mempunyai harga
keelektronegatifan yang tidak kecil. Konfigurasi
stabil dapat tercapai dengan
pemakaian elektron bersama. Atom hidrogen dan
atom klorin masing-masing menyumbangkan satu elektron untuk
membentuk pasangan elektron milik bersama.
Pembentukan HCl
b)
Pembagian ikatan kovalen
i.
Ikatan Kovalen Polar
Atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap
pasangan elektron persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda
keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah
atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan
negatif. Atau dengan kata lain ikatan kovalen terjadi jika pasangan elektron
terikat tertarik lebih kuat ke salah satu atom, dimana momen dipolnya besar
dari nol.
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar
dari H. sehingga pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H
relatif lebih elektropositif sedangkan Cl relatif menjadi elektronegatif.
Pemisahan muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki
"momen dipol" sebesar:
T = n . l
dimana :
T = momen dipol
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom
Diantara beberapa contoh ikatan kovalen polar: HCl, N2O, NH3,
HCN.
ii.
Ikatan Kovalen non Polar
Titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul
pembentukuya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron
persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.
Contoh:
kedua atom H mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
Karena arah tarikan simetris, maka titik muatan negatif elektron
persekutuan berhimpit.
Ikatan kovalen non polar terjadi jika pasanagan elektron terikat tertarik
sama kuat ke semua atom, berarti momen dipolnya nol
Contoh lain adalah senyawa CO 2, O 2, Br 2
dan lain-lain.
iii.
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang
terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom
disumbangkan oleh salah satu atom saja. Atau dengan kata lain yang lebih
sederhana, Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila
pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang membentuknya.
Sehingga dalam suatu ikatan Kovalen koordinasi terdapat satu atom pemberi
pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai
penerimanya.
Syarat-syarat pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara lain adalah:
- Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
- Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Misalnya dalam ion Hidronium (H3O+), ikatan H+
dengan O adalah ikatan koordinasi dan ikatan O – H yang lain adalah kovalen.
Sifat ketiga ikatan O – H itu sama, yang berbeda hanya cara terbentuknya.
Demikian juga dalam ion Amonium (NH4+), keempay ikatan N
– H sama sifatnya antara yang koordinasi dengan yang lainnya.
c. Ikatan
Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini
elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi
milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron
dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang
mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas
ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan
logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom
unsur-unsur logam semata.
2.
Ikatan Antara Molekul
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom
lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa
yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan
dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah
dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F
yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi
dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar
ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda
keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya
semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa
tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar
titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang
memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling
besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari
HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.
b. . Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya
tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari
polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan
antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia
terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol
seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa
dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan
atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan
gaya Van der Walls.
Teori Ikatan Valensi
Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum pertama yang muncul pada masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada percobaan W. Heitler dan F. London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini kembali diteliti dan dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga dipublikasikan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the Chemical Bond”. Dalam jurnal ini dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan London sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan beberapa postulat dasarnya, sebagai berikut:
- Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak berpasangan pada atom-atom.
- Elektron - elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
- Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan elektron-elektron yang lain.
- Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang untuk setiap atomnya.
- Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
- Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang terkonsentrasi itu.
Ke enam postulat dasar di atas disimpulkan dari sejumlah penelitian terhadap pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen berdasarkan persamaan fungsi gelombang elektron pada masing-masing orbital yang berikatan.
Teori Orbital Molekul
Seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa memberikan deskripsi
yang lebih tepat pada spektrokopi, ionisasi, dan sifat-sifat magnetik
molekul (Wikipedia, 2010). Teori orbital molekul (OM) menggambarkan
ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang
berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan (lischerb,
2009). Konstruksi orbital molekul dari orbital atom, ibagian dalam pembentukan
molekul. Separuh dari orbital molekul mempunyai energi yang lebih besar
daripada energi orbital atom. Orbital yang dibentuk yaitu orbital molekul
pengikatan (bonding) dan orbital molekul antiikatan (anti bonding). Elektron
yang tidak mengambil bagian dalam pengikatan disebut elektron tidak berikatan
(nonbonding) dan mempunyai energy yang sama dengan energy yang dimiliki
atom-atom yang terpisah. Energi –energi relatif dari setiap jenis orbital
secara umum terlihat pada gambar 2 berikut ini (Dogra, 1990):
Gambar
2. Kombinasi orbital atom yang membentuk orbital atom
Orbital
atom yang mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul harus memenuhi
persyaratan sebgai berikut:
1. Orbital atom yang membentuk
orbital molekulm harus mempunyai energi yang dapat dibandingkan.
2. Fungsi gelombang dari
masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih dalam ruangan sebanyak
mungkin..
3. Fungsi gelombang orbital
atom harus mempunyai simetri yang relatif sama dengan sumbu molekul.
Yang paling umum membentuk orbital
molekul adalah σ (sigma) dan orbital π (pi). Orbital sigma simetris disekitar
sumbu antarnuklir. Penampang tegak lurus terhadap sumbu nuklir (biasanya sumbu
x) memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun dari p
dan orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar nuklir. Orbital π
terbentuk ketika orbital p pada setiap atom mengarah tegak lurus terhadap sumbu
antarnuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan (lihat
gambar 3).
Gambar
3. Bentuk orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom
Bentuk Molekul
Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi.
Teori ini menyatakan bahwa ikatan antar atom terjadi dengan cara saling
bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpang
tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan.
Bentuk
molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini
bentuk geometri dari beberapa molekul.
Bentuk
geometri dari beberapa molekul sederhana
Bentuk
geometri dari beberapa molekul sederhana
Kita
dapat menentukan bentuk molekul dari hasil percobaan maupun dengan cara
meramalkan bentuk molekul melalui pemahaman struktur elektron dalam molekul.
Pada subbab ini, kita akan membahas cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan
teori tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusatnya.
Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena
distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s
- s relatif lemah.
Sub kulit "p" dapat bertindih dengan sub
kulit "s" atau sub kulit "p" lainnya,
ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit "p"
terkonsentrasi pada arah tertentu[6].
Model
Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR)
VESPR singkatan dari
valance shell elektron pair repulsion. Dalam molekul atau ion atom pusat dikelilingi oleh
pasangan elektron (ikatan pasangan dan pasangan sendiri). Pasangan elektron saling tolak-menolak. Untuk meminimalkan tolakan pasangan
elektron ini tetap
terpisah sejauh mungkin. Hasil ini menjadi pengaturan
geometris tertentu pasangan
Elektron sekitar atom
pusat yang mengarah ke struktur
yang pasti[7].
Model ini didasari
gagasan sederhana bahwa elektron-elektron disekeliling atom pusat X akan
membentuk pasangan dan pasangan-pasangan tersebut akan cenderung sejauh mungkin
saling berjauhan agar tolakan elektrostatik sesamanya sekecil-kecilnya[8].
Gambar 1.1
Gambar 1.1
Pasangan
Elektron Ikatan (PEI) ; Pasangan Elektron Bebas (PEB), sehingga kekuatan
tolakan antara PEI vs PEI< PEI vsPEB < PEB vs PEB.
Dari Tabel tabel diatas dapat dijelaskan bahwa apabila dalam
membentuk ikatan terdapat 2 pasang elektron, maka bentuk molekul yang stabil
adalah linear, hal ini karena pada molekul tersebut tolakan minimum terjadi
pada sudut 1800. Sedangkan apabila terdapat 3 pasang elektron
tolakan minimum terjadi apabila sudut ikatan yang dibentuk adalah 1200,
atau dengan kata lain bentuk molekul yang terbentuk adalah segitiga. Untuk
menggambarkan bentuk molekul tersebut gunakan malam dan lidi atau atau jarum
pentol (yg berwarna). Bentuk linear dibentuk dengan cara buatlah bentuk bola
dan ambilah 2 jarum. Tancapkan jarum pada bola yang terbuat dari malam, apbila
ada 2 pasang maka bentuk yang stabil adalah linear[9].
Jika
terdapat 3 pasang elektron ikatan maka ambilah 3 jarum dan bentuk molekul yang
stabil adalah segitiga sama sisi.
Untuk
molekul yang terbentuk dengan 4 pasang elektron, bentuk molekul yang terbentuk
adalah tetrahedral, hal ini karena apabila pada 3 pasang elektron bentuknya
adalah segitiga, dan apabila terdapat 1 pasang lagi ditambahkan, 1 pasang
elektron tersebut akan masuk dari atas atau bawah sehingga membentuk
tetrahedral dengan susut ikatan 109,50. Dengan bentuk tetrahedral
ini tolakan yang kan terjadi pada molekul akan minimum. Hal ini ditampilkan
pada dalam gambar berikut ini
Pada
pembentukan molekul dengan 5 pasang maka bentuk tetrahedral (4 pasang elektron)
ditambahkan 1 pasang elektron dari arah atas atau bawah sehingga akan terbentuk
trigonal bipiramida (tolakan anatar pasangan elektron mimimum), begitipula
untuk pembentuka molekul dengan 6 pasang dapat dijelaskan dengan bentuk
trigonal bipiramida (5 pasang elektron) ditambah dengan pasang elektron
dari arah (sumbu) horisontal sehingga akan membentuk oktahedral(tolakan pasanga
elektron miminum)
Pengaruh
PEB dapat dijelaskan sebagi berikut :
Bandingkan
Bentuk Molekul CH4 , NH3 dan H2O
·
Bentuk Molekul CH4
Atom
Pusatnya adalah atom C
Elektron
Valensi dari
C
= 4
Ada
4 x 1 elektron dari atom
H = 4
Jumlah
8 elektron
PEI
= 4, PEB = 0, sehingga pasangan elektron = 4
Bentuk
dasar : Tetrahedral
Bentuk
Molekul : Tetrahedral
·
Bentuk Molekul NH3
Atom
Pusatnya adalah atom N
Elektron
Valensi dari N
= 5
Ada
3 x 1 elektron dari atom H = 3
Jumlah
8 elektron
PEI
= 3, PEB = 1, sehingga pasangan elektron = 4
B bentuk
dasar : Tetrahedral, karena ada 1 PEB sehingga ada satu ikatan yang tidak
terlihat (imajiner), sehingga :
Bentuk
Molekul : Segitiga piramidal
·
Bentuk Molekul H2O
Atom
Pusatnya adalah atom O
Elektron
Valensi dari
O
= 6
Ada
3 x 1 elektron dari atom H = 2
Jumlah
8 elektron
PEI
= 2, PEB = 2, sehingga pasangan elektron = 4
Bentuk
dasar : Tetrahedral, karena ada 2 PEB sehingga ada dua ikatan yang tidak
terlihat (imajiner), sehingga
Bentuk
Molekul : Bentuk V
Dengan
demikian bentuk molekul dari H2O bukan linear tetapi bentuk V karena
bentuk dasar dari pembentukan H2O adalah tetrahedral, karena ada 2
PEB yang menyebabkan 2 ikatan tidak terlihat (pada tetrahedral ada 4 ikatan),
maka bentuk molekul dari H2O adalah bentuk V.
Klasifikasi
ikatan
Ikatan yang menggunakan pasangan elektron untuk
mengikat atom A dan B disebut ikatan kovalen, dan ditulis sebagai A-B atau A:B.
Karena ada dua pasang elektron yang terlibat dalam ikatan ganda dan tiga pasang
di ikatan rangkap tiga; ikatan-katan itu ditandai berturut-turut dengan A=B,
A≡B atau A::B, A:::B. Ikatan kovalen sangat sederhana, namun merupakan konsep
yang sangat bermanfaat. Konsep ini diusulkan oleh G. N. Lewis di awal abad 20
dan representasinya disebut struktur Lewis. Pasangan elektron yang tidak
digunakan bersama disebut pasangan elektron bebas, dan disimbolkan dengan
pasangan titik, seperti A:[10].
Faktor
geometri yang menentukan ikatan dan struktur
Dua parameter, jari-jari dan kekuatan menarik
elektron atom atau ion menentukan ikatan,
struktur,
dan reaksi zat elementer dan senyawa. Banyak usaha telah didedikasikan untuk
mendapatkan nilai numerik dua faktor yang dapat diterapkan untuk semua
material. Diharapkan sifat kimia senyawa yang diketahui, dan material baru yang
kini belum ada dapat diprediksi dengan kombinasi nilai numerik yang cocok.
a. Jari-jari
elektron
Kerapatan elektron
dalam atom secara perlahan akan menuju, tetapi tidak pernah mencapai nol ketika
jarak dari inti meningkat. Oleh karena itu, secara ketat dapat dinyatakan bahwa
jari-jari atom atau ion tidak dapat ditentukan.
b. Entalpi
kisi
Walaupun kestabilan
kristal dalam suhu dan tekanan tetap bergantung pada perubahan energi
bebas Gibbs pembentukan
kristal dari ion-ion penyusunnya, kestabilan suatu kristal ditentukan
sebagian besar oleh
perubahan entalpinya saja. Hal ini disebabkan oleh sangat eksotermnya
pembentukan kisi, dan
suku entropinya sangat kecil Entalpi kisi, ΔHL, didefinisikan sebagai perubahan entalpi standar reaksi
dekomposisi kristal ionik menjadi ion-ion gasnya (s adalah solid, g adalah
gas and L adalah kisi (lattice)).
c. Tetapan
Madelung
Energi potensial
Coulomb total antar ion dalam senyawa ionik yang terdiri atas ion A dan B
adalah penjumlahan
energi potensial Coulomb interaksi ion individual, Vab. Karena lokasi ion-ion
dalam kisi kristal
ditentukan oleh tipe struktur, potensial Coulomb total antar ion dihitung
dengan menentukan jarak antar ion d.
A adalah tetapan Madelung yang
khas untuk tiap struktur kristal.
BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ikatan Kimia
adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul.Terjadi melalui ikatan
ion,iktan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen,logam,dan
sebagainya. Dalam
bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Postulat dasar dari teori ini
adalah bahwa bila 2 atom membentuk ikatan kovalen, orbital paling luar salah
satu atom mengadakan tumpang tindih dengan orbital paling luar atom yang lain,
dan pasangan elektron yang dimiliki bersama berada di daerah di mana terjadi
tumpang tindih tersebut. Dengan adanya ikatan valensi tersebut maka dapat
dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa atau ion kompleks yang
terbentuk dari ikatan valensi tersebut.
B.SARAN
Makalah ini masih banyak
kekurangannya,baik segi penulisan dan isi makalah.Oleh sebab itu penulis
harapkan saran dan kritik yang membangun dari pemba
kak gak ada daftar pustakanya ?
Ko Ngk ada daftar pustakanya ?
Terimakasih atas informasinya, saya mengerti ikatan kimia.
jangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV