BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari – hari kita banyak memanfaatkan
unsur logam dan nonlogam untuk keperluan transportasi, industri, dan bangunan.
Penggunaan logam dan nonlogam makin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu,
teknologi, dan industri
Dari 109 unsur yang telah di temukan,
ada 92 unsur yang terdapat di alam dan 70 unsur diantaranya adakah logam. Hanya
sebagian saja dari logam – logam ini yang dimanfaatkan oleh manusia secara
meluas. Alam Indonesia kaya akan bijih logam
yang ada dalam prut bumi Indonesia. Untuk itu, anda harus mengetahui ilmu
dan teknologi untuk mengolahnya.
Logam
di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa, bukan unsur bebas. Senyawa
logam terdapat dalam berbagai batuan dalam kerak bumi. Batuan yang mengandung
senyawa logam dalam kadar tinggi disebut Bijih. Senyawa logam yang dikandung
bijih disebut mineral.
Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang unsur non-logam,salah satunya
adalah nitrogen.Nitrogen aalah salah
satu unsur golongan V A yang merupakan unsur nonlogam dan gas yang paling
banyak di atmosfir bumi. Nitrogen terdapat dalam bentuk unsur bebas di udara
(78% volume), sebagai ammonia yang berasal dari senyawa – senyawa nitrogen,
serta dalam beberapa mineral, seperti kalium nitrat. Nitrogen merupakan unsur
yang relatif stabil, tetapi membentuk isotop – isotop yang 4 diantaranya
bersifat radioaktif.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana sejarah penemuan Nitrogen?
2.
Apa saja sifat kimia dan sifat fisika
dari unsur Nitrogen?
3.
Apa saja
persenyawaan dari Nitrogen?
4.
Bagaimanakah ekstraksi Nitrogen?
5.
Bagaimanakah fiksasi Nitrogen?
6.
Apa saja kegunaan Nitrogen?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH DAN
PENGERTIAN NITROGEN
Senyawa nitrogen telah dikenal jauh
lebih lama dari pada nitrogen yang dikenal sebagai unsur. Unsur nitrogen
ditemukan oleh kimiawan Skotlandia, Daniel Rutherford (1749-1819) pada tahun
1772.[1]
Kimiawan-kimiawan lain melanjutkan pekerjaannya, dan pada tahun 1776
kimiawan Prancis, Antonio Lavoiser
(1743-1794) menyarankan bahwa gas ini adalah sebuah unsur. Unsur nitrogen
merupakan unsur yang elektronegatif, dan membentuk ikatan konvalen dengan unsur
elektronegatif lain.[2]
Secara umum nitrogen memerlukan tiga elektron untuk memenuhi aturan oktet,
seperti NH3. Unsur nitrogen stabil dalam bentuk diatom (N2).
Nitrogen merupakan unsur pembentuk protein, sebagai senyawa utama dalam
organisme.
Nitrogen adalah komponen tunggal
terbesar udara. [3]Atom
Nitrogen, xyz,dapat
melengkapi kulit valensinnya dalam beberapa cara berikut:
1.
Penggabungan elektron
membentuk ion nitrida N3- ;ion ini ditemukan hanya dalam nitrida
mirip garam dari logam-logam yang paling elektropositif.
2.
Pembentukan
ikatan-ikatan pasangan elektron : (a) ikatan tunggal seperti dalan NH3,atau (b)
pembentukan ikatan ganda seperti dalam:
N N :, - N N - ,atau NO2.
3.
Pembentukan ikatan
pasangan elektron dengan penggabungan
elektron seperti dalam NH2- atau NH2-.
4.
Pembentukan ikatan
pasangan elektron dengan pelepasan elektron seperti dalam amonium tetrahedral
dan ion amonium tersubsitusi [NR4]+ .[4]
Massa nitrogen di
atmosfer diperkirakan 3.628 triliun ton
metrik. Di atmosfer, nitrogen empat kali lebih banyak dari oksigen. Namun,
oksigen kurang lebih 10.000 kali lebih banyak daripada nitrogen di permukaan
bumi. Nitrogen tidak membentuk pola-pola kristal yang stabil, maka jarang
bercampur dengan batuan dan mineral. Ini adalah salah satu alasan mengapa
nitrogen berkonsentrasi lebih tinggi dari pada oksigen di atmosfer. Alasan
lainnya adalah bahwa, tidak seperti oksigen, nitrogen sangat stabil di atmosfer
dan tidak terlibat dalam banyak reaksi kimia, akibatnya, nitrogen banyak yang
menumpuk di atmosfer dari pada oksigen.
B. SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA NITROGEN
Penampilan
pada suhu kamar
|
Gas
tidak barwarna
|
Rumus molekul umum
|
N2
|
Titik leleh
|
-210
|
Titik didih
|
-196
|
Energi pengionan
eV/atom
|
14,5
|
Jari-jari kovalen
|
0,75
|
Jari-jari ion
|
1,71
|
Jari-jari ion
|
0,11
|
Struktur elektron
|
2,5
|
Keelektronegatifan
|
3,0
|
Diantara
halogen,hanya flour yang bereaksi langsung dengan nitrogen, menghasilkan
triflourida: + 3 2
Atom nitrogen dengan konfigurasi
elektronik 1s2 2s2 2p3 dapat mencapai konfigurasi electron valensi penuh
menurut empat proses yaitu :
1.
Penangkapan 3 elektron untuk membentuk anion nitrida, ; ion ini hanya terdapat dalam
senyawa-senyawa nitride mirip-garam dari logam-logam yang sangat elektropositif
(seperti alkali).
2.
Pembentukan pasangan electron ikatan sebagai ikatan tunggal
seperti dalam , dan ikatan ganda tiga seperti
dalam, atau rangkap dua seperti dalam
gugus -N=N-
3.
Pembentukan pasangan electron ikatan disertai penangkapan
electron seperti dalam atau
4.
Pembentukan pasangan electron ikatan disertai pelepasan
electron seperti dalam NH4+ dan ion-ion ammonium tersubstitusi [NR4]+
Namun demikian, ada beberapa senyawa
nitrogen yang stabil dengan konfigurasi electron valensi tidak penuh seperti
dalam NO, NO2, dan nitroksida dalam senyawa-senyawa ini terdapat elektron tak
berpasangan.
Karena
kesetabilan dari nitrogen, entalpi dan energi bebas pembentuk senyawa nitrogen
bertanda positif. Molekul nitrgen relatif ringan dan nonpolar, sehingga gaya
van der Waals antar molekul sangat kecil.
C. PERSENYAWAAN
NITROGEN
1.
Nitrida
Nitrida
logam elektropositif mempunyai struktur dengan atom nitrogen diskret dan dapat
dianggap sebagai anion, misalnya ( Ca2+)3(N3-)2,
(Li+)3N3-, dan sebagainya.[5]
Hidrolisisnya yang mudah terhadap amonia dan hidroksida logam, konsisten dengan
hal ini. Suatu nitrida dibuat dengan interaksi langsung atau dengan pelepasan
amonia dari amida dengan pemanasan, misalnya:
3Ba (NH2)2 Ba3N2 + 4NH3
Banyak “nitrida” logam
transisi seringkali tidak stoikiometri dan mempunyai atom nirogen dalam
interstiti tatanan kemasan rapat atom logam. Seperti karbida atau borida yang
sama, mereka keras, inert serta kimia, titik lelehnya tinggi dan menghantar
listrik.
2. Nitrogen
Hibrida
a. Amonia
NH3 dibentuk dengan pemberian
basa pada suatu garam amonium:
NH4X + OH- NH3 +H2O + X-
N2 (g)
+ 3H2 (g) 2NH3 (g) H
= -46 Kj mol -1;
Amonia dalam industri dibuat dengan
proses Haber dalam mana reaksinya
berjalan pada 400 sampai 500 dan tekanan 102 sampai 103
atm dengan adanya katalis.
Meskipun
kesetimbangan lebih disukai pada suhu rendah, dan dengan katalis yang terbaik, suhu yang
tinggi diperlukan untuk mendapatkan laju yang memuaskan.
Amonia adalah
gas tajam yang tidak berwarna (titik didih -33,5). Cairannya mempunyai
panas penguapan yang besar (1,37 Kj g-1 pada titik didihnya) dan
dapatditangani dengan peralatan laboratorium yang biasa. Cairan NH3
mirip air dalamperilaku fisiknya, bergabung dengan sangat melalui ikatan
hidrogen, Tetapandielektriknya (pada -34 ; kira-kira untuk H2O
pada 250) cukup tinggi untukmembuatnya sebagai pelrut anion yang
baik.
Cairan NH3 mempunyai
kereaktifan lebih rendah dari pada H2O terhadap logam elektropositif
dan melarutkan banyak diantaranya, karena NH3 (1) mempunyai tetapan dielektrik
yang jauh lebih rendah dari pada air, ia adalah pelarut yang lebih baik senyawaan
organik namun umumnya adalah pelarut yang lebih buruk bagi senyawa organik
ionik. Pengecualian terjadi bilamana pengompleksan dengan NH3
menonjol dari pada air. Jadi AgI luar biasa tidak larut dengan air tetapi
sangat larut dalam NH3.Bilangan solvasi primer kation dalam NH3
tampak mirip dengan H2O , misalnya, 5.0 0.2 dan 6.0 0.5 berturut-turut untuk Mg 2+ dan Al 3+. Amonia terbakar di
udara
4NH3
(g) +
3O2 (g) = 2N2 (g)
+ 6H2O (g) K 25 = 10 22
Namun, walaupun adanya
fakta bahwa proses ini disukai secara termodinamik, pada750 sampai 900 dengan adanya katalis-platina atau
platina-rhodium reaksinya dengan oksigen dapat dibuat langsung sesuai dengan
persamaan :
4NH3 + 5O2 =
4NO + 6H2O K 25 = 10 168
Jadi menghasilkan
sintesis NO yang berguna.Yang belakangan,bereaksi dengan O2
berlebihan menghasilkan NO2,dan oksida campuran dapat diserap
air,dan membentuk asam nitrat :
2NO + O2 2NO2
3NO2 + H2O 2HNO3
+ NO, etc
Jadi
tahapan pemanfaatan nitrogen atmosfer untuk industri sebagai berikut :
N2 NH3 NO O2+H2O HNO3 (aq)
Amonia luar biasa larut
dalam air. Meskipun larutan akua umumnya berikatan dengan larutan basa lemah
NH4OH, disebut “Amonium Hidroksida”, NH4OH yang terdisosiasi mungkin tidak ada.
Larutan diperikan paling baik sebagai NH3(aq) dngan persamaan yang ditulis
sebagai
NH3 (aq)
+ H2O = NH4 + OH-
K 25 = = 1,81 x 10-5 (pKb =
4,75)
a) Sifat
fisik dan kimia amonia
Amonia umumnya bersifat basa
(pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25).
NH3 merupakan molekul polar, berbentuk piramid dengan tiga
atom hydrogen menempati dasar piramid dan memiliki sepasang elektron bebas pada
puncaknya (atom N), menyebabkan senyawa ini mudah terkondensasi (suhu
kondensasi -33oC) menjadi cairan dengan kekuatan besar sebagai pelarut. Dalam
banyak hal, ammonia cair merupakan pelarut yang mirip dengan air dan mampu
melarutkan berbagai macam garam. Selain itu, ammonia mempunyai sifat yang unik
dalam hal melarutkan logam-logam alkali dan alkali tanah, yakni menghasilkan
larutan yang mengandung elektron tersolvasi. Gas ammonia sangat larut dalam
air, karena baik NH3 maupun H2O adalah molekul-molekul polar.
b) Kelimpahan
Senyawa nitrogen yang utama adalah
ammonia, NH3, yang terdapat di atmosfir dalam jumlah yang
sangat sedikit, terutama sebagai produk peruraian bahan yang mengandung
nitrogen dari hewan dan tumbuhan. Proses ini merupakan cara yang paling
ekonomis untuk fiksasi nitrogen, yakni konversi nitrogen di atmosfir menjadi
senyawa yang berguna.
c) Pembuatan
Pada proses Haber, ammonia
disintesis dengan cara melewatkan campuran nitrogen dan hidrogen di atas
permukaan katalisator (umumnya besi oksida) pada suhu 500 0C dan
tekanan 1000 atm, yang rata-rata dapat mengkonversi 50% N2 menjadi NH3.
N2(g)+ 3H2
(g) → 2NH3(g) =
+ 22 kkal
b. Garam
Amonium
Garam kristal stabil
dari ion NH4+ tetrahedral kebanyakan larut dalam air. Garam
amonium umumnya mirip dengan garam kalium dan rubidium dalam hal kelarutan dan
struktur, karena ketiga ion tersebut jari-jarinya sebanding: NH4+
= 1.48 Å, K+ = 1.33 Å, Rb+ = 1.48 Å.[6]
Garam dari asam kuatnya terionisasi seluruhnya, dan larutannya sedikit asam:
NH4Cl = NH4+
+ Cl- K
NH4+ + H2O = NH3 + H3O+ K 25 = 5.5 x 10-10
Jadi, suatu larutan 1M
akan mempunyai pH 4.7. Tetapan untuk reaksi kedua kadang kala
disebut dengan tetapan hidrolisis; meskipun demikian, dapat dianggap sama
sebagai tetapan keasaman dari kation asam NH4+ , dan
sistemnya dianggap sebagai sistem asam basa dalam pengertian berikut:
NH4+ +
H2O = H3O+ +
NH3 (aq)
Asam
basa asam basa
c. Hidrasin
Hidrazin merupakan cairan tak berwarna
yang beracun, mendidih pada 113,5 0C dan bersifat bassa
yang lebih lemah dari pada amonia. Bilangan oksidasi N pada hidrazin adalah -2
hidrazin dibuat secara komersial melalui proses rasching, yaitu oksidasi amonia
oleh natrium hipoklorit.
2NH3(aq)+NaOCl(aq)
N2H4(aq)+NaCl(aq)+H2O
Hidrazin
cair digunakan sebagai bahan bakar roket.untuk keperluan ini cair
dicampur dengan 1,1 dimetilhidrazin,suatu bahan yang dapat terbakar sendiri
bila di campur dengan hidrogen peroksida atau oksigen dari tangki oksigen
cair.reaksi berlangsung sangat eksotermik, yaitu sebagai berikut:
N2H4 (l)+O2(l)
N2(g)+H2O(g) ΔH0 =
-621,3 kj
Hidroksilamin
HONH2 berupa padatan putih meleleh pada 3500C bersifat
bassa dengan Kb = 6,6 x 10-9 pada 25o C. Bilangan
oksidasi N pada hidroksi lamin adalah -1.
d. Hidroksilamin
Hidroksilamin
(NH2OH)adalah basa yang lemah daripada NH3. Hidroksilamin merupakan
padatan putih yang tidak stabil.
3. Oksida Nitrogen
a. Dinitrogen oksida
Dinitrogen
oksidda,N2O, diperoleh dengan dekomposisi termal lelehan amonium
nitrat:
NH4NO3
2500 N2O + 2 H2O
b. Nitrogen
monoksida
Dibentuk dalam banyak reaksi yang
menyangkut reduksi asam nitrat dan larutan nitrat dan nitrit
8HNO3 + 3Cu 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
Nitrogen monoksida
bereaksi sempurna dengan O2
2NO + O2 2NO2
Nitrogen
dioksida dan Dinitrogen Tetroksida
Kedua
oksida, NO2 dan N2O4, terdapat dalam
kesetimbangan yang sangat bergantung pada suhu. Keduanya dalam larutan dan
dalam fase gas.
5. Asam
Nitrat
Asam nitrat, HNO3
merupakan salah satu asam anorganik yang penting dalam industri dan
laboratorium, sehingga diproduksi dalam jumlah yang banyak sekali[7].
Pembuatan asam nitrat ini pada prinsipnya menggunakan cara oksidasi katalitik
ammonia pada proses Oswald.
a) Pembuatan
Asam
nitrat adalah merupakan satu jenis bahan kimia industri yang penting,
diproduksi dalam skala besar dengan proses Haber-Bosch dan biasanya sangat erat
dengan produksi ammonia, NH3. Langkah pertama adalah oksidasi NH3
menjadi NO. Setelah pendinginan, NO dicampur dengan udara dan diabsorbsi di
dalam suatu aliran air. Reaksi-reaksi di bawah ini adalah langkah-langkah
reaksi menghasilkan HNO3 ≈ 60% (berat) dan konsentrasi-nya dapat dinaikkan
menjadi 68% dengan cara destilasi, proses ini dikenal dengan proses Oswald :
4 NH3(g)+ 5 O2(g)
→ 4 NO(g) + 6 H2O(g)
2 NO(g) + O2(g) → 2 NO2(g)
3
NO2(g) + H2O(l) → 2 H+ (aq)
+ 2 NO3-(aq) + NO(g)
Pada
tahap pertama, campuran NH3 dan udara dilewatkan melalui
kumparan platina yang dipanaskan pada temperatur 800 0C. Pada pendinginan,
produk nitrogen oksida (NO) dioksidasi menjadi nitrogen dioksida (NO2),
yang kemudian mengalami disproporsionasi dalam larutan membentuk asam nitrat
dan NO. Dengan cara memberikan konsentrasi O2 yang cukup
tinggi, NO sisa akan diubah menjadi NO2 dan reaksi terakhir
akan bergeser ke arah kanan. Untuk mendapatkan asam 100% dilakukan destilasi
HNO3 yang volatil. Asam nitrat murni dapat dibuat di
laboratorium dengan cara menambahkan H2SO4
ke KNO3 dan mendestilasi hasil reaksi in vacuo. Asam
nitrat adalah cairan tak berwarna, tetapi harus disimpan dibawah temperatur 273
K untuk mencegah dekomposisi yang menyebabkan asam berwarna kuning.
4 HNO3 → 4 NO2
+ 2 H2O + O2
b) Sifat-sifat
Dalam larutan aqueous, HNO3
bertindak sebagai suatu asam kuat yang menyerang kebanyakan logam-logam (yang
sering terjadi lebih cepat jika terdapat HNO2 dalam jumlah
trace), kecuali emas (Au) dan logam-logam golongan platinum; dimana besi (Fe)
dan krom (Cr) mengalami passivasi oleh HNO3 (semacam lapisan film tipis
sehingga logam-logam ini tidak bisa diserang). Bila timah, arsen dan beberapa
logam-logam golongan-d direaksikan dengan HNO3, maka
akan dihasilkan oksida-oksida logam-logam tersebut, tetapi jika HNO3
direaksikan dengan logam-logam lain akan dihasilkan nitrat-nitrat. Hanya Mg,
Mn, dan Zn yang menghasilkan gas hidrogen jika direaksikan dengan HNO3
dengan konsentrasi sangat encer. Jika logam tersebut merupakan reduktor yang
lebih kuat daripada H2, maka reaksi dengan HNO3
akan mereduksi asam menjadi N2, NH3. NH2OH
atau N2O,
sedangkan logam lain akan
menghasilkan NO atau NO2
3
Cu(s) + 8 HNO3(aq.encer)→ 3 Cu(NO3)
2(aq) + 4 H2O(l) + 2 NO(g)
Cu(s) + 4 HNO3(aq.pekat)
→ Cu(NO3) 2(aq) + 2 H2O(l)
+ 2 NO2(g)
Jika
asam nitrat pekat direduksi oleh logam (misalnya Cu), maka akan dihasilkan asap
coklat berupa gas nitrogen dioksida, NO2. Molekul ini bersifat paramagnetik
karena mengandung jumlah elektron valensi ganjil (lima dari nitrogen dan enam
dari masing-masing oksigen). Jika gas coklat ini didinginkan, warnanya memudar
dan keparamagnetannya hilang. Observasi ini ditafsirkan sebagai petunjuk bahwa
dua molekul NO2 berpasangan (dimerisasi) membentuk satu
molekul dinitrogen tetroksida, N2O4, dalam
kesetimbangan
2 NO2(g)
→ N2O4(g) + 14,6 kkal
sedemikian pada 60 0C dan
tekanan 1 atm separuh nitrogen berupa NO2 dan separuhnya lagi
berupa N2O4. Kalau suhu dinaikkan,
dekomposisi N2O4 lebih disukai.
Campuran NO2-N2O4
sangat beracun dan merupakan oksidator kuat. Sedangkan campuran N2O4
cair dan derivate hidrazin
telah digunakan sebagai bahan bakar pesawat ruang angkasa Apollo 12 dalam missi
penerbangannya ke bulan, karena bahan bakar ini cocok untuk melakukan landing
dan take off di permukaan bulan. N2O4 adalah merupakan oksidator kuat dan bila mengadakan
kontak dengan suatu derivate hidrazin, misalnya MeNHNH2 dengan segera akan
teroksidasi seperti reaksi berikut:
5N2O4
+ 4MeNHNH 2→ 9N2 + 12H2O
+ 4CO2
dan reaksi ini sangat eksotermik
yang pada temperatur operasi semua produk reaksi adalah gas. Seperti telah
disebut dalam kaitannya dengan proses Ostwald, NO2, atau
lebih tepatnya campuran NO2 dan N2O4, larut dalam air membentuk HNO3 dan NO.
Selain pada asam nitrat
dan nitrat, nitrogen dengan bilangan oksidasi +5 ditemui pada nitrogen
pentoksida, N2O5. Senyawa ini merupakan asam anhidrat
dari HNO3 yang dapat dihasilkan dari reaksi asam nitrat pekat dengan
senyawa dehidrator kuat seperti fosfor oksida, P4O10.
Pada suhu kamar, N2O5 berupa padatan putih yang mengalami
dekomposisi secara lambat menjadi NO2 dan O2. Dengan air,
N2O5 bereaksi sangat hebat membentuk HNO3.
6. EKSTRAKSI
NITROGEN
Di laboratorium, nitrogen
dipersiapkan dengan memanaskan campuran amonium klorida dan natrium nitrit dan
sedikit air. Jika amonium nitrit dipanaskan akan terurai menghasilkan gas
nitrogen. Namun, reaksi ini sangat cepat dan mungkin eksplosif.
Untuk keamanan, campukan amonium klorida dan natrium nitrit
dengan perbandingan massa 4:5,
kemudian dipanaskan dengan sedikit air. Keberadaan air mencegah amonium klorida
mensublimasi ketika dipanaskan. Awalnya, dua zat mengalami penguraian ganda
untuk membentuk natrium klorida dan amonium nitrit.
Amonium nitrit yang terbentuk
kemudian terurai menjadi gas nitrogen dan air.
Gas nitrogen yang terbentuk kemudian dialirkan melalui air
seperti pada gambar. Dengan cara ini maka uap air akan tertinggal sedangkan gas
nitrogen terus ke atas karena kelarutannya yang rendah dalam air.
7. FIKSASI
NITROGEN
Nitrogen dioksida yang
dihasilkan sewaktu hujan lebat berpetir, melarut dalam air hujan, membentuk
larutan asam nitrat dan nitrit yang sangat encer:
+ O
+
Daerah yang curah
hujannya sedang, ditaksir menerima 2 sampai 3 kg nitrogen (sebagai dan )
per acre per tahun. Dengan cara ini sejumlah besar sekali unsur nitrogen yang
tidak aktif dari udara diubah menjadi senyawaan-senyawaan nitrogen, dan
diendapkan dalam tanah untuk digunakan oleh tumbuhan sebagai makanan. Ini
adalah salah satu proses fiksasi nitrogen oleh alam. Fiksasi nitrogen adalah
setiap proses dimana nitrogan unsur bereaksi untuk membentuk suatu senyawaan.[8]
Penggabungan langsung nitrogen dan hidrogen untuk membentuk amonia merupakan
metode yang paling luas digunakan untuk fiksasi nitrogen buatan.
8. KEGUNAAN
NITROGEN
a. Dalam bentuk amonia
niotrogen digunaksn sebagai bahan pupuk, obat-obatan, asam nitrat, urea,
hidrasin, amin, dan pendingin.
b. Asam nitrat digunakan
dalam pembuatan zat pewarna dan bahan peledak.
c. Nitrogen sering
digunakan jika diperlukan lingkungan yang inert, misalnya dalam bola lampu
listrik untuk mencegah evaporasi filamen
d. Sedangkan nitrogen cair
banyak digunakan sebagai refrigerant (pendingin) yang sangat efektif karena
relatif murah
e. Banyak digunakan oleh
laboratorium-laboratorium medis dan laboratorium -laboratorium penelitian
sebagai pengawet bahan-bahan preservatif untuk jangka waktu yang sangat lama,
misalnya pada bank sperma.
f. Unsur
Nitrogen berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman,khususnya batang,cabang
dan daun.[9]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nitrogen merupakan bagian dari VA.Unsur
nitrogen ditemukan oleh kimiawan Skotlandia, Daniel Rutherford (1749-1819) pada
tahun 1772. Nitrogen adalah komponen tunggal terbesar udara. Massa nitrogen di
atmosfer diperkirakan 3.628 triliun ton
metrik. Di atmosfer, nitrogen empat kali lebih banyak dari oksigen. Secara
komersial, nitrogen dibuat dengan mencairkan udara, kemudian didestilasi,
akhirnya didapat nitrogen sekitar 99%, yang mengandung sedikit argon dan
oksigen. Nitrogen sangat diperlukan sebagai bahan pembuat senyawa penting,
seperti amonia (NH3) dan urea.
Persenyawaan
nitrogen terdiri dari Nitrida, Nitrogen hidrida, Oksida nitrogen dan Asam
nitrat.
B. SARAN
Dari semua materi yang telah penulis
sampaikan, penulis berharap, pembaca bisa lebih memahami materi tentang
Nitrogen ini,dan semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi sumber salah dari
ilmu pengetahuan. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis
minta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Cobb, Allan. Materi Kimia! Volume 7 non logam. 2008. Bandung: Pakar
Raya
Conel, Des W. Kimia dan Etoksikologi. 2006. Jakarta:
UI-Press
Cotton dan Wilkinson. kimia anorganik dasar. 2007. Jakarta : UI Press.
Hart, Harold. Kimia Organik. 1983. Jakarta: Erlangga
Kuswati, Tine Maria,
dkk. Sains Kimia. 2007. Jakarta: Bumi
Aksara
Oxtoby, dkk. Kimia Modern jilid 2. 2001. Jakarta:
Erlangga
Petrucci,
Ralph. Kimia Dasar jilid 2. 1985. Jakarta: Erlangga
S,Syukri. Kimia
Dasar 3. 1999. Bandung: ITB
Post a Comment