BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gas mulia adalah
unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel
periodik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat
stabil (sangat sukar bereaksi). Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak reaktif,
dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan
kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya
adalah He (Helium), Ne(Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon),
dan Rn (Radon)
yang bersifat radioaktif.
Gas Mulia terdapat dalam
atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium dapat terbentuk
dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur - unsur gas
mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang
terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon
amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan
cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena
jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sejarah terbentuknya gas mulia ?
2. Bagaimana
sifat - sifat gas mulia ?
3. Bagaimana
persenyawaan gas mulia ?
4.
Apa kegunaan gas mulia ?
5.
Bagaimana proses ekstraksi gas mulia ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Gas Mulia
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi
zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung
nitrogen, oksigen, dan karbondioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan
tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert).[1] Gas tersebut tidak dapat
bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari
bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian
Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit.
Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru.
Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum
matahari.
Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti
matahari). Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke
dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat
berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu
golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan
alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsey terus
melakukan penelitian dan akhirnya menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon, kripton,
dan xenon (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian unsur
yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif.
Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak
bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan unsur gas
mulia atau golongan nol.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas)
dari bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat
kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah. Nama Noble dianalogikan
dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan
kekayaan dan kemuliaan.[2]
Gas Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre
Janssen dan Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari
total mereka menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka
menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu
mereka menamainya Helium.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu:
1.
Helium à ήλιος (ílios or helios)
= Matahari
2.
Neon à νέος (néos) =
Baru
3.
Argon à αργός (argós) =
Malas
4.
Kripton à κρυπτός (kryptós) =
Tersembunyi
5.
Xenon à ξένος (xénos) =
Asing
6.
Radon (pengecualian)
diambil dari Radium
Nama-nama di atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia
dinyatakan sebagai gas yang inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan
senyawa Gas Mulia.
B.
Sifat – Sifat Gas Mulia
1)
Sifat fisis gas mulia
Sifat
fisis gas mulia dapat dijelaskan dengan menggunakan data sifat atomik dan
struktur unsur gas mulia.
a.
Sifat atomik gas mulia
Unsur
|
Jari-jari
kovalen(pm)
|
Energi
ionisasi
(kj/mol)
|
Keeloktro
negatifan
|
Bilangan
oksidasi
|
Helium
|
50
|
2.640
|
-
|
0
|
Neon
|
71
|
2.080
|
-
|
0
|
Argon
|
98
|
1.520
|
-
|
0
|
Kripton
|
112
|
1.350
|
3,1
|
0;2
|
Xenon
|
131
|
1.170
|
2,4
|
0;2;4;6;8
|
Radon
|
145
|
1.040
|
2,1
|
0;4
|
Dari
tabel di atas, terlihat jelas adanya suatu keteraturan sifat atomik gas mulia
dari Helium ke Radon.
a)
Nilai jari-jari atom
(jari-jari kovalen) bertambah dari He ke Rn
b)
Nilai energi ionisasi
berkurang dari He ke Rn[3]
c)
Nilai
keelektronegatifan He, Ne, dan Ar tidak ada, sedangkan nilai keelektronegatifan
berkurang dari Kr ke Rn
d) Nilai
bilangan oksidasi He, Ne, dan Ar adalah nol, sedangkan Kr,Xe, dan Rn memiliki
beberapa bilangan oksidasi.
b.
Struktur unsur gas mulia
Unsur
gas mulia berada sebagai atom tunggal (monoatomik) yang terikat satu sama lainnya
oleh gaya london. Karena gaya london pada gas mulia bekerja pada atom-atom
tunggal, maka faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya london adalah ukuran atom
berupa jari-jari atom. Oleh karena jari-jari atom bertambah dari He ke Rn, maka
gaya london dari He ke Rn juga akan semakin kuat.[4]
Unsur
|
Kerapatn
(kg/m3)
|
Titik
Leleh
(0c)
|
Titk
Didih
(0c)
|
∆Hfus
(kj/mol)
|
∆Hv
(kj/mol)
|
Daya
Hantar
Panas
(W/cmK)
|
Helium
|
0,179
|
-272
|
-269
|
-
|
0,0845
|
0,001520
|
Neon
|
0,900
|
-249
|
-246
|
0,332
|
1,73
|
0,000493
|
Argon
|
1,78
|
-189
|
-186
|
1,19
|
6,45
|
0,000180
|
Kripton
|
3,71
|
-157
|
-152
|
1,64
|
9,03
|
0,000095
|
Xenon
|
5,88
|
-112
|
-107
|
2,30
|
12,64
|
0,000057
|
radon
|
9,73
|
-71
|
-61,8
|
2,89
|
16,4
|
0,000036
|
Gas
mulia tidak mempunyai daya hantar listrik yang baik. He tidak didapatkan dengan
menurunkan suhu, tetapi dengan menaikkan tekanan.
Dari
tabel dapat kita lihat adanya keteraturan berikut:
a)
Kerapatan bertambah dari He ke Rn
Nilai
kerapatan gas mulia di pengaruhi oleh massa atom,jari-jari atom,dan gaya
london. Nilai kerapatan semakin besar dengan pertambahan massa atom dan
kekuatan gaya london, dan sebaliknya semakin kecil dengan pertambahan jari-jari
atom.karena nilai kerapatan gas mulia bertambah dari He ke Rn, maka kenaikan
nilai masa atom dan kekuatan gaya london dari He ke Rn lebih dominan dibandingkan
kenaikan jari-jari atom
b)
Titik leleh dan ∆Hfus bertambah dari He ke Rn
Hal
ini di karenakan kekuatan gaya london
bertambah dari He ke Rn sehingga atom-atom gas mulia semakin sulit
lepas. Di butuhkan energi, dalam hal ini
suhu yang semakin besar untuk mengatasi
gaya london yang semakin kuat tersebut.
c)
Titik didih dan ∆Hv bertambah dari He ke Rn
Hal
ini di karenakan kekuatan gaya london bertambah dari He ke Rn sehingga
atom-atom gas mulia semakin sulit di lepas. Di butuhkan energi, dalam hal ini suhu
yang semakin besar untuk mengatasi gaya london yang semakin kuat tersebut.
d)
Daya hantar panas berkurang dari He ke Rn
Hal
ini di karenakan kekuatan gaya london bertambah dari He ke Rn. Dengan kata
lain, partikel relatif semakin sulit bergerak sehingga energi dalam hal ini
panas akan semakin sulit pula untuk di transfer.
2)
Sifat kimia gas mulia
Sifat
kimia atau kereaktifan gas mulia dapat dijelaskan dengan data sifat atomik dan
konfigurasi elektronnya.
a.
Sifat atomik gas mulia
Unsur
|
Jari-jari
Kovalen
(pm)
|
Energi
Ionisasi
(kj/mol)
|
Keeloktronegatifan
|
Bilangan
Oksidasi
|
Helium
|
50
|
2.640
|
-
|
0
|
Neon
|
71
|
2.080
|
-
|
0
|
Argon
|
98
|
1.520
|
-
|
0
|
Kripton
|
112
|
1.350
|
3,1
|
0;2
|
Xenon
|
131
|
1.170
|
2,4
|
0;2;4;6;8
|
Radon
|
145
|
1.040
|
2,1
|
0;4
|
Dari
tabel di atas, terlihat jelas adanya suatu keteraturan sifat atomik gas mulia
dari Helium ke Radon.
a)
Nilai jari-jari atom
(jari-jari kovalen) bertambah dari He ke Rn
b)
Nilai energi ionisasi
berkurang dari He ke Rn
c)
Nilai
keelektronegatifan He,Ne, dan Ar tidak ada, sedangkan nilai keelektronegatifan
berkurang dari Kr ke Rn
Nilai
bilangan oksidasi He, Ne, dan Ar adalah nol, sedangkan Kr, Xe, dan Rn memiliki
beberapa bilangan oksidasi.
b.
Konfigurasi elektron gas mulia
Periode
|
Lambang
|
Konfigurasi
elektron
|
1
|
He
|
1s2
|
2
|
Ne
|
[He]2s2 2p6
|
3
|
Ar
|
[Ne]
3s2 3p6
|
4
|
Kr
|
[Ar]
3d10 4s2 4p6
|
5
|
Xe
|
[Kr]
4d10 5s2 5p6
|
6
|
Rn
|
[Xe]
4f14 5d10 6s2 6p6
|
Gas
mulia memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil. Oleh karena itu, gas
mulia cenderung sulit bereaksi atau tidak reaktif. Hal di dukung oleh kenyataan
bahwa di alam, gas mulia selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik.
Namun demikian para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas mulia pada
periode ke 3 ke atas, yakni Ar,Xe,Kr,dan Rn. Hal ini terkait dengan adanya
subkulit d yang belum terisi pada periode ke 3 ke atas. Sedangkan He dan
Ne sampai saat ini belum dapat di reaksikan.
C.
Persenyawaan
Gas Mulia
Pada awalnya para ahli kimia
berpendapat bahawa gas mulia tidak dapat membentuk senyawa karena konfigurasi
elektron yang stabil. Tetapi, Pada tahun 1962, Neil Bartlett dari Universitas
British Columbia melakuan suatu percobaan.[5] Bartlett
mereaksikan Platina Heksana Fluorida( PtF6 ) dengan O2
dan diperoleh senyawa O2PtF6 . karena harga ionisasi O2
dan Xe berdekatan, membuat Bartlett menduga bahwa Xe mungkin dapat bereaksi
dengan PtF6. Ternyata dugaan Bartlett benar dan Bartlett berhasil
mensintesa senyawa gas mulia yang pertama XePtO6 ( Xenon Heksafluoro
Plainat ), suatu padata berwarna kuning.[6]
Semenjak saat itulah runtuhlah
anggapan umum para ahli kimia bahwa gas mulia benar – benar tidak dapat
membentuk senyawa. Ternyata gas mulia disamping memiliki konfigurasi elektron
yang stabil dapat juga bereaksi dengan atom lain, meskipun reaksi – reaksinya
terbatas dan harus memenuhi syarat. Umumnya syarat yang diperlukan dalam
pembentukan senyawa gas mulia adalah:
1. Gas
mulia yang bereaksi itu harus cukup rendah energi ionisasinya.
2. Gas
mulia hanya bereaksi dengan unsur – unsur yang sangat elektronegatif yaitu
fluor dan oksigen.[7]
Sampai
saat ini yang baru ditemukan adalah persenyawaan dari unsur Xenon, Kripton dan
radon . Yang lainnya masih dalam tahap penelitian. Senyawaan gas mulia yang
paling banyak disintesis adalah Xenon. Ini disebabkan energi ionisasi xenon
lebih rendah daripada kripton. Adapun radon mengalami masalah bahan baku, unsur
radon sangat sedikit terdapat di alam. Karena bersifat radioaktif.
Kira
– kira ada 200 senyawaan xenon yang dikenal orang, termasuk halida ( kebanyakan
fluorida), oksida, oksi-fluorida, fluorosulfat, garam-garam senat dan persenat
serta senyawa adisi dengan asam dan basa lewis. Sedangkan senyawa-senyawa
kripton dan radon masih dapat dihitung dengan jari misalnya
,
,
,
. Hal ini disebabkan karena energi
ionisasi kripton cukup tinggi dan radon di alam hanya terdapat dalam jumlah
yang sedikit sekali.
Xenon - Fluorida
, dan
diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan
fluor dalam kuantitas yang semakin bertambah. Dalam persenyawaan ini, xenon
mempunyai bilangan oksidasi genap +2,+4,dan +6 yang khas bagi setiap
persenyawaan xenon.[8]Karena
sulitnya mengoksidasi Xe sampai pada bilangan oksidasi tsb. Senyawa-senyawa Xe
diharapkan merupakan senyawa pengoksidasi kuat atau senyawa ini mudah
tereduksi, misalnya dalam larutan berair.
Ketiga
senyawaan fluor ini mudah menguap, menyublim dengan cepat pada suhu 25°.
Senyawa ini dapat disimpan dalam wadah nikel, kecuali bagi
dan
, sangat mudah terhidrolisis dan mantap
bila tidak berhubungan dengan air.
Tingkat
Oksidasi
|
Senyawaan
|
Bentuk
|
Titik
didih
(°C)
|
Struktur
|
Tanda-tanda
|
II
|
Kristal
tidak berwarna
|
129
|
linear
|
Terhidrolisis
menjadi Xe + O2, sangat larut dalam HF
|
|
IV
|
Kristal
tidak berwarna
|
117
|
Segi-
4
|
Stabil
|
|
VI
|
Kristal
tidak berwarna
Padatan
kuning
Cairan
tidak berwarna
Kristal
tidak berwarna
|
49,6
-46
|
Kompleks
Antiprisma
Piramid
segi-6
Piramidal
|
Stabil
pada 400°
stabil
stabil
Mudah
meledak higroskopik, stabil dalam larutan
|
|
VIII
|
Gas
tidak berwarna
Garam
tidak berwarna
|
Tetra
hedral
Oktahedral
|
Mudah
meledak
Anion-anion
,
|
Senyawa
Kripton
Satu-satunya produk yang diperoleh
bila Kripton bereaksi dengan fluor adalah difluoridanya,
.[9]
Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin
senyawaan kripton yang dikenal semuanya merupakan garam kompleks yang
diturunkan dari
. Satu contoh pembentukan garam demikian
adalah :
Karena
radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiaannnya
sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluoride, baik yang mudah menguap
maupun yang tidak mudah menguap telah didemontrasikan.
D.
Kegunaan Gas Mulia
a. Helium
Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, Helium biasa digunakan untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut “pesona bawah laut”. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan rasa sakit atau kematian. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.
Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, Helium biasa digunakan untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan, nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut “pesona bawah laut”. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan rasa sakit atau kematian. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.
b. Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
c. Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
d. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
e. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
f. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.[10]
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.[10]
E.
Proses Ekstraksi Gas Mulia
Di
alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif.
Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara
fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsure
radioaktif.
a. Ektraksi
Helium dari Gas Alam
Gas
alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2 uap air, He dan
pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses
pengembunan. Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu
dipisahkan (hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air
dapat membentuk padatan yang menyebabkan peyumbatan pipa). Kemudian gas alam
diembunkan pada suhu dibawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi diatas suhu
pengembunan He dengan demikian, di peroleh produk berupa campuran gas yang
mengandung ~50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He di
murnikan dengan proses antara lain :
1) proses
kriogenik (menghasilkan dingin)
Campran
gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga
dapat dipisahkan. Sisa campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan
menyerap pengotor sehingga di peroleh He yang sangat murni.
2) proses
adsorpsi
Campuran
gas dilewatkan melalui bahan penyerap yang secara selektif menerap pengotor.
Proses ini mennghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih
b. Ekstraksi
He, Ne, Ar, Kr dan Xe dari udara
Proses
yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2
dan uap air dipisahkan terlebuh dahulu. Kemudian, udara di embunkan dengan
pemberian tekanan ~200 atm di ikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara
akan membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia yang lebih banyak, yakni
~60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ~30% O2 dan 10% N2.
Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua
gas tersebut sangat rendah.
Selanjutnya,
Ar, Kr dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses, antara lain :
1) proses
adsorpsi.
Pertama,
O2 dan N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi
kimia. O2 di reaksikan dengan Cu panas. Lalu N2
direaksikan dengan Mg. sisa campuran (Ar, Xe dan Kr) kemudian akan di adsorpsi
oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada kisaran suhu
tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Ar di peroleh pada
suhu sekitar -80˚C, sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
2) Proses
distilasi fraksional.
Proses
ini menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan
adalah perbedaan titk didih zat. Karena titik didih N2 paling
rendah, maka N2 lebih dulu dipisahkan. Selanjutnya Ar dan O2
dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Ar ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi
terpisah di mana diperoleh Ar dengan kemurnian ~98% (Ar dengan kemurnian
99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni He
dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.
c. Ekstraksi
Rn dari Peluruhan Unsur Radioaktif
Radon
diperoleh dari peluruhan panjang unsur radioaktif U-238 dan peluruhan langsung
Ra-226. Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8
hari sehingga cenderung cepat meluruh menjadi unsure lain. Radon belum
diproduksi secara komersial.[11]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gas
mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik karena sifatnya yang stabil. Yang tergolong ke dalam gas kimia yaitu
helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang
bersifat radioaktif (Rn).
Sifat
– sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke
bawah (He ke Rn) semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.
Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas
Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas
Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
Gas
mulia memiliki banyak kegunaan, seperti helium yang dapat digunakan untuk
mengisi balon udara dan radon yang digunakan sebagai terapi kanker karena
bersifat radioaktif.
Di
alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif.
Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara
fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsure
radioaktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Johari.
2008. Kimia 3 SMA dan MA untuk Kelas XII.
Jakarta : Erlangga.
Keenan,et al.
1993. Ilmu Kimia Untuk Universitas edisi
keenam jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Petrucci, Ralph.
1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern edisi keempat jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Saito, Tora.
2008. Kimia Anorganik. Tokyo :
Iwanami Shoten.
Sunarya, Yayan.
2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Bandung : Setia Purna Inves.
Sutresna, Nana.
2006. Kimia Untuk Kelas XII Semester I
SMA. Bandung : Grafindo Media.
Sutresna, Nana.
2007. Kimia Untuk Kelas XII SMA/MA
Program IPA. Bandung : Grafindo Media.
terima kasih makalahnya, sangat membantu sekali :)
sama-sama, semoga bermanfaat
mantap makalahnya, sangat membantu.
www.kiostiket.com
makalahnya sangat membantu, terimakasih