Unknown
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di sadari ataupun tidak ilmu kimia memilki peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dimulai dari penyusun kromosom, pakaian kita, lingkungan kita, bahkan diri kita merupakan materi kimia.
Salah satu materi kimia yang sering kali di gunakan dalam kehidupan manusia adalah unsur-unsur halogen. Baik di bidang industri, pengobatan, dan lain sebagainya.
Golongan halogen atau golongan 17 (VII A) adalah unsur-unsur yang memiliki tujuh elektron valensi dengan konfigurasi electron terluar ns2 ns5. Unsur-unsur tersebut adalah fluorin (F), klorin (Cl), bromin  (Br), Iodin (I), dan astatin (At). Golongan halogen ini (F, Cl, Br, I dan At) adalah kelompok unsur-unsur yang sangat kontras terhadap golongan alkali (golongan 1A). Alkali adalah kelompok logam yang sangat reaktif dan elektropositif, sedangkan halogen adalah kelompok non-logam yang sangat reaktif dan elektronegatif. Alkali yang paling reaktif  terdapat pada unsur yang paling bawah, sedangkan halogen merupakan unsure paling atas dari golongannya dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur halogen ini tidak ditemukan dialam dalam keadaan bebas melainkan dalam keadaan garamnya, karena merupakan unsur yang paling reaktif.  Halogen berasal dari bahasa yunani yang berarti “ pembentuk garam “ , karena unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.  Golongan halogen ditemukan dialam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau berada dalam keadaan diatomic, F2, Cl2, Br2, I2.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan halogen?
2.      Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia dari unsur-unsur halogen?
3.      Bagaimana persenyawaan halogen dengan unsur maupun senyawa lain?
4.      Bagaiman cara menekstraksi ataupun cara pembuatan unsur-unsur halogen?
5.      Apa manfaat ataupun kegunaan dari unsur-unsur halogen?



















BAB II
PEMBAHASAN

HALOGEN
Istilah halogen adalah unsur yang menghasilkan garam, bila bergabung dengan logam. Kata halogen berasal dari tatanama saintifik Perancis pada abad ke-18.
Unsur-unsur halogen dalam sistem periodik menempati golongan VIIA yang terdiri dari unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), iodin (I), dan Astatin (At). Unsur-unsur golongan VIIA disebut unsur halogen artinya pembentuk garam. Pada bagian ini unsur Astatin tidak dibahas karena bersifat radioaktif dengan waktu paruh pendek sehingga jarang ditentukan dan sifat-sifatnya belum banyak diketahui.
A.    SIFAT FISIK DAN KIMIA
1.      Sifat fisik halogen
Sifat
F
Cl
Br
I
Nomor atom
9
17
35
53
Konfigurasi elektron
[He] 2s2 2p5
[Ne] 3s2 3p5
[Ar] 3d10 4s2 4p5
[Kr] 4d10 5s2 5p5
Jari-jari kovalen (Ao)
0,64
0,99
1,14
1,33
Jari-jari ion X- (Ao)
1,19
1,67
1,82
2,06
Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol)
1681
1251
1140
1008
Afinitas elektron
-328
-349
-325
-295
Potensial reduksi standar, Eo (volt)
2,87
1,36
1,06
0,54
Energi ikatan X-X (kJ/mol)
155
242
193
151
Energi ikatan H-X (kJ/mol)
562
431
366
299 [1]
Keelektronegatifan
4,0
3,0
2,8
2,5
Titik didih (oC)
-233
-103
-7,2
113,5
Titik beku (oC)
-188
-34,5
58,8
184,4
Wujud pada 25oC
Gas (kuning pucat)
Gas (biru pucat)
Cair (merah)
Padat (metalik gelap) [2]
I.       Wujud halogen
Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan energi ikatan X - X berkurang dari Cl2  sampai I2, sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang jari-jari atom semakin lemah ikatan antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya energi ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2 menyebabkan ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif kecil.
II.    Titik Cair dan Titik Didih
Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu kamar bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.
III.      Warna
Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat, dan iodin berwarna ungu. [3]

2.      Sifat Kimia Halogen
I.                   Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air.
2F2(g) + 2H2O(l)                        4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq)                        KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
II.                Kereaktifan
Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang.[4]
1.      Kereaktifan fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
2.     Kereaktifan brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.
3.     Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.


4.      Kereaktifan astatin
Astatine dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.[5]
III.        Daya Oksidasi
Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas  ke bawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya.
F2 + 2KCl                 2KF + Cl2 atau ditulis
F2 + 2Cl-              2F- + Cl2
Cl2 + 2I-                2Cl- + I2
Br2 + KF               (tidak terjadi reaksi) atau ditulis
Br2 + F-               (tidak terjadi reaksi)
Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat reduktor. Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat. [6]

B.     PERSENYAWAAN HALOGEN
Unsur halogen disebut halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen.
Yang termasuk unsur Halogen adalah lima unsur yang berada pada deret ke tujuh tabel periodik unsur kimia. Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod, dan Astatin.
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F- dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.[7]
Unsur Halogen adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya, yakni:
1.      Bentuk Garam
Garam dapat dibentuk dari:
a. Halogen + unsur logam garam
Contoh :
Br2 + 2 Na (s)  2 NaBr (s)
3 Cl2 + 2 Fe (s)  2 FeCl3(l)
b. Asam halida + basa Garam Halida + air
Contoh :
HCl + NaOH  NaCl + H2O
HBr + NaOH  NaBr + H2O

2.    Bentuk Asam
a.       Asam Halida (HX)
Terbentuk dari halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.
                              H2 + X2  2 HX
Contoh :
H2 + Cl2  2 HCl                         
H2 + I2  2 HI
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi dengan lambat. 
Asam halida dalam keadaan gas adalah senyawa kovalen, tetapi dalam air senyawa tersebut akan terdisosiasi
Data sifat hidrogen halida
Asam Halida
% Disosiasi
 HF
Sangat kecil
HCl
0,0014
HBr
0,5
HI
33
Dari data % disosiasi hidrogen halida dapat diketahui urutan keasaman hidrogen halida adalah HF < HCl < HBr < HI.
b.      Asam Oksihalida (HXO)         
Terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai bilangan oksidasi positif yang bereaksi dengan air.
Contoh reaksi oksida halogen dengan air:
Cl2O + H2O  2 HCl
Cl2O3 +H2O  2 HClO2
Cl2O5 +H2O  2 HClO3
Cl2O7 +H2O  2 HClO4
            Kekuatan asam oksi bertambah dengan bertambahnya oksigen pada asam tersebut.
 HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4
Bilangan oksidasi halogen, oksi halogen dan asam oksi halogen
Bilangan oksidasi
Oksidasi halogen
Asam oksi halogen
Nama umum
F
Cl
Br
I
Cl
Br
I
+1
-
Cl2O
Br 2O
I 2O
HClO*
HBrO*
HIO*
Asam hipohalit
+3
-
Cl2O3
Br 2O3
I 2O3
HClO2*
HBrO2*
HIO2*
Asam halit
+5
-
Cl2O5
Br 2O5
I 2O5
HClO3*
HBrO3*
HIO3*
Asam halat
+7
-
Cl2O7
Br 2O7
I 2O7
HClO4*
HBrO4*
HIO4*
Asam perhalat
*) hanya terdapat sebagian larutan encer dan tidak stabil
  3.    Senyawa Antarhalogen
Halogen dengan keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil
Contoh senyawa antar halogen :
Fluor lebih negative dibandingkan dengan Iodium
F- + I+  IF
3F- + I3+  IF3
Contoh lain :
IF­5, BrCl, BrCl3, CIF3, CIF, IF7
4.       Oksida halogen
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk oksida OF2 dan O2F2 yang dikenal sebagai oksigen fluoride. Senyawa O2F2 dibuat dengan mengalirkan gas F2 secara cepat melalui larutan NaOH 2%. Senyawa O2F2 merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai bahan bakar roket.
            Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl2O, Cl2O3, ClO2, Cl2O4, Cl2O6, dan Cl2O7. Oksida klorin tidak stabil dan cenderung meledak. ClO2 merupakan oksidator sangat kuat dan digunakan untuk pemutih bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi :
         2NaClO3 + SO­2 + H2SO­4  2ClO­2 + 2NaHSO4
                Iodin dapat membentuk I2O5 dengan memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut reaksi :
        2HIO3            I2O5 + H2O   
5.      Senyawa Halida
Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan merupakan senyawa yang paling banyak di antara senyawa halogen. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi senyawa hidrogen halida dan garam halida.
a.       Hidrogen halida
Hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air. Larutannya dalam air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halide. HF dikelompokkan sebagai asam lemah, sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat, dan kekuatan asamnya meningkat dari HF ke HI. Peningkatan kekuatan asam ini berhubungan dengan jari-jari atom yang semakin panjang, sehingga kekuatan ikatan H-X semakin lemah. Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut mengakibatkan ion H+ semakin mudah terlepas bila berinteraksi dengan H2O dalam larutan.     
Titik didih dan titik lebur HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal itu disebabkan semakin kuatnya gaya Van der Waals, sedangkan titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen halide yang lain karena pada HF bekerja gaya ikatan hidrogen. 

b.      Garam halida
 Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logam dengan halogen. Semua garam halide mudah larut dalam air, kecuali garam halide dari perak (I), timbal (II), raksa (I), dan tembaga (I). Warna endapan perak halida dan timbal (II) halide dari reaksiion halide dengan ion perak dan ion timbal (II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halide di dalam suatu larutan.
Larutan perak klorida dapat larut dalam ammonia encer. Perak bromida tidak larut dalam ammonia encer, tetapi larut dalam ammonia pekat, sedangkan perak iodide tidak dapat larut dalam ammonia encer pekat. Perak klorida dan perak bromida dapat larut dalam ammonia dikarenakan membentuk ion kompleks dengan reaksi sebagai berikut.
      AgCl(s) + NH3(aq)  [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
Untuk mengidentifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan Pb2+ (misalnya sebagai Pb(NO2)2). Apabila terjadi endapan putih maka kemungkinan ion halidanya adalah F- atau Cl-‑, tetapi bila endapannya berwarna kuning yang berarti yang ada Br- atau I-, dan bila tidak ada endapan berarti tidak ada ion halide dalam larutan.
Untuk membedakan ion F- atau Cl- maka larutan ditambahkan Ag+ (misalnya AgNO3). Apabila tidak ada endapan, berarti halidanya adlah F- dan bila ada endapan putih berarti Cl-. Untuk membedakan ion Br- dan I- maka larutan direaksikan dengan Ag+ dan endapan didekantasi kemudian ditambahkan NH3 pekat, bila larut berarti yang ada dalam larutan Br- dan bila tidak larut berarti yang ada dalam larutan ion F-.
Halida padat dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO2, KMnO4, K2Cr2O7, dalam H2SO4 pekat) menghasilkan gas halogen, kecuali fluoride.
6.      Senyawa Oksihalogen
Selain membentuk oksida dan halide, halogen dapat membentuk senyawa-senyawa oksihalida. Garam oksihalogen lebih stabil daripada asamnya. Asam oksihalogen sedikit larut dalam air.
Asam oksi mempunyai struktur umum: H-O-X
Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. jika ikatan O-X kuat maka ikatan H-O lemah. Semakin lemah ikatan H-O semakin mudah asam tersebut terionisasi,dan berarti semakin kuat asamnya.
Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi oleh dua factor, pertama keelektronegatifan dari X dan banyak sedikitnya atom oksigen yang mengelilingi X.
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksihalogenida, kecuali fluorin. Larutan ion oksihalogenida dapat diperoleh dengan meraksikan halogen dengan basa.[8]

C.    PEMBUATAN HALOGEN

      Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah dengan mengoksidasi ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan di sini merupakan contoh dari berbagai proses yang dapat terjadi.

Fluorin
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan oksidasinya.

Klorin
Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :
Bromin
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial, pembuatan gas Br2 sebagai berikut:
·         Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
·         Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
·         Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.
Iodin
Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas Cl2. Iodin juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam (Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3. Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.

D.    KEGUNAAN HALOGEN
1.      Flourin
Gas flourin (F2) terutama digunakan dalam proses pengolahan isotop Uranium235 yang merupakan bahan bakar reaksi nuklir. Dalam bijih uranium, isotop 235U bercampur dengan 238U. jika bijih itu direaksikan dengan F2(g), terbentuklah gas 235UF6 dan gas 238UF6, untuk selanjutnya fiolah menjadi unsur 235U.
Fluor unsure maupun klor pentaflorida, telah dipakai sebagai zat pengoksid dalam beberapa roket. Fluor digunakan untuk membuat berbagai macam senyawa fluorin organik. Ini yang termasuk gas Freon, seperti CCl2F2 dan plastic yang tahan panas, teflon C2F2 untuk membuat Poli-PTFE jenis plastic tahan panas yang banyak digunakan pada peralatan mesin. Teflon dapat terurai  pada suhu sekitar 250°C (482°F) yang dicapai dalam beberapa oven yang dapat bersih lagi dengan sendirinya, produk-produk pengurainya beracun.
Fluorin juga dapat digunakan untuk mengukir gelas, yakni asam fluoride (HF) yang dapat bereaksi dengan gelas (CaSiO3) dengan reaksi :
CaSiO3(s) + 8HF (aq)                              H2SiF(aq) + CaF2(s) + 3H2O(l)
       Natrium fluoride, untuk mengawetkan kayu dari gangguan serangga. Belerang heksafluorida (SF6) yang dipakai sebagai isolator. Kriolit (Na3AlF6), untuk pelarut dalam pengolahan logam aluminium secara elektrolisis. CCl3F untuk insektisida, Freon -12 (CF2Cl2), sebagai zat pendingin pada kulkas dan AC, serta zat pendorong pada kosmetika aerosol (spray). Freon – 22 (CHClF2) sebagai zat pendingin rendah bahan makanan. CBrF3 dan CBr2F2, sebagai pemadam kebakaran dalam pesawat Hidrofluorokarbon (HFC - 1340) jenis bahan bakar dalam aerosol. Natrium heksafluorosilikat (Na2SiF6) ditambahkan dalam pasta gigi untuk mencegah kerusakan gigi.
2.      Klorin
Gas Cl2 sering digunakan sebagai desinfektan dan digunakan untuk menarik timah dari kaleng bekas membentuk SnCl4 kemudian direduksi menjadi timah yang murni. Klor merupakan halogen yang paling banyak dihasilkan dan jumlahnya jauh diatas yang lainnya. Dapat digunakan, misalnya : Asam Klorida (HCl), merupakan asam peringkat ketiga yang banyak diproduksi sesudah asam sulfat dan asam nitrat. HCl terutama digunakan pada industri logam untuk membersihkan permukaan logam, serta mengekstraksi logam-logam tertentu dari bijihnya.
Sebagai garam dapur dan dipakai sebagai bahan baku pada berbagai jenis industri kimia, digunakan Natrium Klorida (NaCl). Kalium Klorida (KCl) banyak digunakan sebagai pupuk tanaman. Amonium Klorida (NH4Cl) sebagai elektrolit pengisi batu baterai. Natrium Hipoklorit (NaClO) yang dapat mengoksidasi zat warna, sehingga digunakan sebagai zat pengelantang untuk kain dan kertas, dengan reaksi:
ClO- + zat berwarna                     Cl- + zat tak berwarna
CaOCl2 atau (Ca2+) (Cl-) (ClO-), dikenal sebagai serbuk pengelantang dengan nama kapul klor. Kalsium hipoklorit disingkat kaporit Ca(ClO)2 dikenal sebagai zat disenfektan pada air leding dan pemutih pakaian,kalsium klorat (KClO3), bahan pembuat koret\k api dan kembang api atau mercun.seng klorida (ZnCl2) sebagai bahan pematri/solder. Berbagai senyawa organic , seperti plastic(PVC), insektisida, DDT, CHCl3, pelarut CCl4 dll.
3.      Bromin
               Br2 merupakan bahan baku untuk membuat senyawa- senyawa bromine,misalnya natrium bromide sebagai zat sedative/obat penenang saraf,Br dalam sejumlah besar digunakan untuk membuat perak bromide,yang disuspensikan dengan gelatin untuk dipakai sebagai film fotografi . AgBr pada film akan terurai menjadi perak (Ag) dan  bromide (Br),jika terkena sinar matahari.kemudian film dicuci dengan larutan hipo natriumtiosilfat,Na2S2O3 untuk menghilangkan kelebihan AgBr.selanjutnya,AgBr diubah menjadi ion kompleks Ag(S2O3)23- yang larut,sehingga perak (Ag) tertinggal pada film sebagai bayangan hitam,metal bromide,(CH3Br) suatu bahan zat pemadam kebakaran. Etilena bromide (C2H4Br2),selama bertahun-tahun kira-kira separuh dari ribuan ton brom yang di hasilkan setiap tahun digunakan untuk membuat senyawa ini. Etilan bromide sebuah komponen bensin etil yang sering ditambahkan poada bensin, agar senyawa Pb dalam bensin diubah menjadi PbBr2 sehingga logam Pb tidak mengendap dalam silinder. Dengan cara senyawa timbel ditambahkan kepada bensin etil sebagai zat antikeruk (anti knock), tetapi timbel yang terbentuk sewaktu pembakaran mereka cenderung merusak. Dengan adanya etilena bromide, timbel ini membentuk timbel bromide yang mudah menguap, yang lolos bersama gas-gas buangan dengan pencemaran atmosfer dan bukan mesinnya.
4.      Iodine
Larutan I2 dalam alcohol disebut tingtur iodium, merupakan obat anti septic bagi luka-luka agar tidak kena infeksi. Dalam industry tapioca, maizena, dan terigu, larutan I2 dengan amilum akan memberikan warna biru.
Senyawa-senyawa iodine yang penting dan dapat dimanfaatkan, misalnya: Kalium Iodat (KIO3) yang ditambahkan kedalam garam dapur, agar tubuh kita memperoleh iodine. Pembuatan emulasi fotografi sebagai AgI (perak Iodida). Quartz-Iod untuk bola lampu. Ammonium Iodida (NH4I) untuk lensa Polaroid. Iodoform (CHI3) untuk anseptik. Dalam laboratorium dapat digunakan untuk mentitrasi senyawa pengoksida kuat.[10]





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya, karena kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas dialam, karema sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom  lain atau dengan  menggunakan  pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom  unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan  membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Golongan  halogen  terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya yaitu “ Film CharLes Bronson Idaman ATi” . Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan bertambahnya jari-jari atomnya.



B.     Saran
Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman bisa mengerti lagi tentang halogen, dan semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika ada terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.












DAFTAR PUSTAKA
Cotton, dkk. 2007. Kimia Anorgani Dasar. Jakarta: UI Press          
Komarudin Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia SMA. Jakarta: Cmedia
Nuryati Leila. 2000. Kimia Anorganik 1. Bogor: Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Pusdiklat Indag
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB
Yohanes S. 2009. Mahir Kimia. Yogyakarta: Kendi Mas Media
http://rumahkimia.wordpress.com/2008/11/22/halogen-neni/
3 Responses
  1. Unknown Says:

    Thanks Blognya :)
    #COPaS yaa !! heheh


  2. Bung Daka Says:

    terimakasih ini sangat membantu :) ka, ada tentang unsur-unsur radioaktif dan penggunaan radioisotop nya ga?


  3. Unknown Says:

    iya sama2... masih banyak yang ingin di posting tapi belum sempat, harap bersabar ya


Post a Comment