Unknown

BAB II
PEMBAHASAN
LOGAM MATA UANG (Cu, Ag, DAN Au)

Nama “logam pembuat uang (coinage metal)” yang diberikan untuk unsur-unsur Golongan IB bukan keanehan karena logam-logam ini telah digunakan berabad-abad yang lalu untuk membuat uang dan permata.
2.1.KECENDERUNGAN LOGAM MATA UANG
Unsur golongan IB (yaitu tembaga, perak, dan emas) disebut logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu lama.

Ketidakreaktifan bertambah dari atas kebawah (dalam sistem periodik), sehingga emas yang paling tidak reaktif. Oleh sebab itu, emas adalah logam yang hanya dapat ditemukan dalam keadaan bebas di alam, sedangkan tembaga dan perak dapat berupa unsur bebas dan juga dalam senyawa.[1]
Tembaga, perak dan emas mempunyai potensial reduksi yang lebih besar daripada hidrogen, yang berarti ion-ion logam ini tidak dapat diganti oleh hidrogen dari asam seperti  atau  yang merupakan oksidator kuat dalam bentuk . Tembaga dan perak larut dalam karena asam ini mengandung  yang berfungsi sebagai oksidator.
Emas lebih sukar dioksidasi daripada tembaga atau perak dan bahkan  pekat pun tidak mampu mengoksidasinya. Meskipun demikian akua regia, campuran  pekat dengan  pekat dengan perbandingan 3:1 dapat melarutkan emas karena ion klorida dapat menstabilkan  dengan cara membentuk ion kompleks.
Setiap logam yang ada dalam Golongan IB  membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi ion +1. Misalnya CuCl, AgCl, dan AuCl, yang semuanya tidak larut dalam air. Untuk tembaga dan emas bentuk oksidasi +1 kurang stabil dan cenderung mengalami diproporsionasi. Dalam larutan air, ion tembaga(I) berubah secara spontan menjadi logam tembaga dan tembaga(II).
Bentuk ion emas yang paling stabil adalah +3, jadi senyawa emas(I) cenderung mengalami diproporsionasi menjadi logam murni dan emas(III).
Sejauh ini, bilangan oksidasi yang paling stabil untuk perak adalah +1. Senyawa yang paling penting untuk perak adalah perak nitrat , yang dibuat dengan cara melarutkan perak dalam asam nitrat. Senyawa ini berfungsi sebagai bahan baku untuk hampir semua senyawa perak misalnya halida AgCl, AgBr dan AgI yang digunakan untuk film dan kertas fotografi.[2]
Logam mata uang cenderung membentuk ion kompleks, seperti , ,,, dan . Besarnya reaktifitas, elastisitas, panas spesifik logam-logam mata uang menurun berdasarkan urutan tembaga, perak, dan emas, sedangkan kerapatannya meningkat. Senyawa tembaga(I) tidak begitu dikenal dibandingkan dengan senyawa tembaga(III).[3]
Atom-atom logam golongan 11 atau golongan IB mempunyai satu elektron di kulit terluar seperti atom-atom logam golongan 1 atau golongan IA, tetapi ion 1+ dari logam golongan IB mempunyai delapan belas elektron di kulit terluar, sedang pada logam golongan IA hanya mempunyai delapan elektron. Susunan delapan elektron ini jauh lebih stabil daripada susunan delapan belas elektron. Elektron di subkulit d energinya tidak berbeda banyak dari elektron pada subkulit berikutnya dan dapat dilepas dengan penambahan sedikit energi sehingga terbentuk ion-ion 2+ dan 3+. Tembaga dapat membentuk ion 1+ dan 2+, perak dapat membentuk ion 1+ dan 2+ (jarang ada), dan emas dapat membentuk ion 1+ dan 3+.
Antara logam alkali (golongan IA) dan logam golongan IB ada sedikit persamaan, misalnya: keduanya dapat membentuk senyawa-senyawa dengan bilangan oksidasi +1, dan keduanya merupakan penghantar listrik, tetapi sebaliknya perbedaan antara dua golongan ini jauh lebih banyak, misalnya: senyawa hidroksida dari logam golongan IA semuanya larut baik dalam air dan merupakan basa kuat, sedang senyawa hidroksida dari logam golongan IB sukar larut dalam air dan bersifat basa lemah (kecuali perak hidroksida); senyawa logam golongan I-A hampir semuanya larut baik dalam air, sedang senyawa logam golongan IB sebagian besar sukar larut dalam air; unsur-unsur logam golongan IA sukar membentuk senyawa kompleks, sedang unsur-unsur logam golongan IB dapat membentuk banyak senyawa kompleks yang stabil.[4]
2.2.SIFAT FISIKA DAN KIMIA LOGAM MATA UANG
2.2.1.      Sifat Fisika Logam Mata Uang
Sifat Fisika
Tembaga (Cu)
Perak (Ag)
Emas (Au)
Nomor atom
29
47
79
Konfigurasi elektron
…3s2 3p6 3d10 4s1

…4s2 4p6 4d10 5s1

…5s2 5p6 5d10 6s1

Jari-jari atom
1,17 Å

1,34 Å

1,34 Å

Jari-jari ion +1

0,96 Å

1,26 Å

1,37 Å
Titik leleh
1083oC
960,5oC

1063oC

Titik didih

2595oC

2212oC

2966oC

Berat jenis

8,92 g.cm-3

10,5 g.cm-3

19,3 g.cm-3

Potensial reduksi standar
( M++e→M )

+ 0,52 Volt
Cu2++2e→Cu
Eo = + 0,34 Volt

+ 0,80 Volt
+1,68 Volt
Au3++3e→Au
Eo = + 1,42 Volt


2.2.2. Sifat Kimia Logam Mata Uang
a. Sifat Kimia Tembaga[5]
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2) Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah. 
3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Description: clip_image010

Asam sulfat pekatpun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi berikut
Description: clip_image012
4) Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi
Description: clip_image014

5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
6) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida.

b. Sifat Kimia Perak
Salah satu sifat perak adalah sangat tidak reaktif dan merupakan logam mulia. Dan sifat yang lainnya adalah: [6]
a.       Bereaksi dengan udara yang mengandung H2S
4Ag +2H2S + O2  2H2O + 2Ag2S
b.      Bereaksi dengan halogen
2Ag + Cl2 2AgCl (dalam keadaan panas)
2Ag + Br2 2AgBr (dalam keadaan panas).
c.       Bereaksi dengan belerang
2Ag + S  Ag2S
d.      Bereaksi dengan beberapa asam
2Ag + H2SO4  Ag2SO4 + SO2 + 2H2O
 3Ag + 4HNO3  3AgNO3 + 2H2O + 2NO
Ag + 2HNO3  AgNO3 + H2O + NO2
2Ag + 2HCl  2AgCl + H2
  e. Bereaksi dengan Alkali Sianida
4Ag + 8NaCN + 2H2O + O2  4Na [Ag(CN)2] + 4NaOH
c. Sifat Kimia Emas
Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa). Emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit).[7]
Salah satu senyawa emas yang paling umum dikenal adalah emas(III) klorida, AuCl3 yang dapat dibuat dengan mereaksikan kedua unsur secara langsung menurut persamaan reaksi:
2Au (s) + 3Cl2 (g) → 2AuCl3 (s)
Senyawa ini dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-, yaitu suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam suatu campuran spesies emas yang disebut “emas cair”, yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.



2.3.Senyawa Oksida
a.      Tembaga
Tembaga di alam memiliki tingkat oksidasi +1 dan +2. Tembaga dengan bilangan oksidasi +2 merupakan tembaga yang sering ditemukan sedangkan tembaga dengan bilangan oksidasi +1 jarang ditemukan, karena senyawaan tembaga ini hanya stabil jika dalam bentuk senyawa kompleks. Selain dua keadaan oksidasi tersebut dikenal pula tembaga dengan bilangan oksidasi +3 tetapi jarang digunakan, misalnya K3CuF6. Beberapa senyawaan yang dibentuk oleh tembaga seperti yang tertera pada Tabel.

Tembaga(II)
Nama
Tembaga(I)
Nama
CuO
Cu(OH)2
CuCl2
CuF2
CuS
CuSO4.5H2O
Cu(NO3)2.3H2O
tembaga(II) oksida
tembaga(II) hidroksida
tembaga(II) klorida
tembaga(II) fluorida
tembaga(II) sulfida
tembaga(II) sulfat pentahidrat atau vitriol biru
tembaga(II) nitrat trihidrat
Cu2O
CuCl
CuI
tembaga(I) oksida
tembaga(I) klorida
tembaga(I) iodida

Oksida tembaga (I) lebih stabil daripada senyawa tembaga (II) yang bersangkutan pada suhu tinggi. Tembaga (I) oksida (Cu2O) merupakan padatan yang bewarna coklat kemerahan. Oksida ini dapat di buat dengan memanaskan tembaga (I) klorida dalam larutan natrium hidroksida sampai mendidih.[8]
2CuCl(s) + 2OH- → Cu2O(s) + 2Cl- + H2O
Senyawa tembaga (II) Oksida merupakan Kristal berwarna hitam yang tidak larut dalam air. Oksida tembaga ini dapat diperoleh dengan cara pemanasan tembaga (II) karbonat, tembaga (II) nitrat, atau campuran serbuk tembaga dengan oksigen.[9]
CuCO3 → CuO + CO2
2Cu (NO3)2(s) → 2CuO(s) + 4NO2(g) + O2
2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)
Kristal CuO yang diperoleh bila dipanaskan lebih lanjut pada suhu diatas 8000 C akan terdekomposisi menjadi Cu2O.
4CuO  2Cu2O + O2
b.      Perak
Dalam hampir semua senyawaan perak sederhana (nonkompleks), logam perak mempunyai tingkat oksidasi +1 dan ion Ag+ adalah satu-satunya ion perak yang stabil dalam air. Senyawa perak yang paling penting adalah perak nitrat, satu-satunya garam perak yang sangat mudah larut dalam air dan tak berwarna.[10]
Perak oksida (Ag2O) dapat diperoleh bila logam perak terkena ozon atau bila serbuk halus perak dipanaskan bersama dengan oksigen disertai tekanan yang tinggi. Suatu hidroksida dapat bereaksi dengan perak nitrat menghasilkan endapan amorf perak oksida yang bewarna coklat gelap. Oksida ini hanya sedikit larut dalam air dan larutannya menunjukkan sifat basa.[11]
            Ag2O + H2O  2Ag+ + 2OH-
c.       Emas
Ada lima mineral emas yang komersial, yaitu emas murni (Au), kalaverit  (AuTe3), silvanit ((Au3Ag)Te), krenerit (Au,Ag)Te2), dan petzit ((Ag,Au)2Te). Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi:
3Au+ (aq) → 2Au(s) + Au3+





2.4.Ekstraksi dan Kegunaan Logam Mata Uang
2.4.1.      Ekstraksi Logam Mata Uang
a.      Ekstaksi Tembaga
Tembaga didapatkan di alam sebagai tembaga murni dan senyawaannya. Bijih tembaga yang paling penting adalah Cu2S, dan CuFeS2. Bijih tembaga lainnya adalah Cu2O, CuO, dan Cu2(OH)2CO3.
Pada proses pirometalurgi, bijih pekat dipanaskan (proses roasting) dalam kondisi udara terbatas. Proses ini menguraikan ikatan rangkap sulfida menjadi besi (III) oksida dan tembaga (I) sulfida menurut persamaan reaksi.
4 CuFeS2 (s) + 9 O2 (g) → 2 Cu2S (l) + 2 Fe2O3 (s)
Pasir ditambahkan ke dalam lelehan campuran untuk mengubah besi (III) oksida untuk menjadi ampas atau terak besi (III) silikat menurut pesamaan reaksi :
2 Fe2O3 (s) + 3 SiO2 (s) → Fe2(SiO3)3 (l)
Cairan ini mengapung pada permukaan dan dapat dituang terpisah. Udara kemudian ditambahkan lagi untuk mengubah tembaga (I) sulfida menjadi tembaga (I) oksida :
2 Cu2S (l) + 3 O2 (g) → 2 Cu2O (s) + 2 SO2
Penambahan udara dihentikan kira-kira tembaga (I) sulfida telah teroksidasi. Campuran tembaga (I) oksida dan tembaga (I) sulfida kemudian mengalami reaksi redoks khusus dan menghasilkan logam tembaga tak murni :
Cu2S (l) + 2 Cu2O (s) → 6 Cu (l) + SO2 (g)
Tembaga yang diperoleh belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pipa, bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk penghantar listrik. Untuk memurnikan dilakukan proses elektrolis.
b.      Ekstraksi Perak
Perak ditemukan dalam jumlah besar sebagai gumpalan logam atau kadang-kadang juga ditemukan dalam bentuk senyawaannya pada berbagai batuan. Perak juga didapatkan sebagai paduan bersama emas, tembaga atau raksa, atau juga dalam bentuk kloridanya dan sulfidanya. Kebanyakan perak diperoleh sebagai hasil samping penambangan logam lainnya, seperti timbel dan tembaga. Perak diekstraksi dari tembaga menggunakan zink.
Ekstraksi perak dari bijihnya tergantung pada pembentukan ion kompleks Ag(CN)2. Logam perak dan semua senyawaannya larut dengan baik pada logam alkali sianida dengan adanya udara. Persamaan reaksi:
4Ag + 8 CN- + O2 + 2H2O  4 + 4 OH-
c.       Ekstraksi Emas
Emas biasanya didapatkan di alam dalam bentuk logamnya, dan jarang diperoleh dalam bentuk gumpalan besar, tapi lebih sering diperoleh dalam bentuk partikel kecil bercampur pasir yang terbentuk dari pecahan bongkahan batu yang besar. Keberadaannya di alam selalu disertai dengan keberadaan logam perak dan logam-logam golongan platina. Emas juga didapatkan dalam senyawaannya di beberapa mineral seperti AuTe2 dan AuAgTe4.
Pada proses amalgamisasi untuk mengekstrak emas, tepung halus bijih emas dicuci diatas lembaran tembaga yang dilapisi raksa, dalam mana sekitar separuh bagian emas akan terlarut. Amalgam dikeruk dan raksa dihilangkandengan destilasi. Emas akan diperoleh sebagai residu.
Proses sianida untuk emas mirip dengan cara yang digunakan untuk memperoleh perak dan bijihnya, sehingga dua jenis logam ini sering terekstrak secara bersamaan. Oksigen di udara sangat penting bagi reaksi yang terjadi pada proses ekstraksi.

2.4.2.      Kegunaan Logam Mata Uang
a.      Kegunaan Tembaga
1)      Tembaga sdalam bentuk campuran digunakan untuk membuat perunggu dan kuningan.[12]
2)      Digunakan untuk membuat kabel listrik.[13]
3)      Senyawa CuO digunakan sebagai insektisida, bahan baterai, bahan penyepuh,dan bahan pewarna hitam untuk keramik, bahan gelas, porselen, dan rayon.[14]
4)      Senyawa CuSO4 digunakan sebagai antilumut dalam kolam renang dan memberikan warna biru pasa air, pengawet kayu, penyepuhan, dan zat aditif dalam radiator.
5)      Senyawa CuCl2 digunakan sebagai pewarna keramik dan gelas, pabrik tinta dan fotografi, serta pengawet kayu dan katalis.
6)      Mata uang dan perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu mengandung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
b.      Kegunaan Perak
1)      Senyawa Ag digunakan pada penyepuhan, pembuatan baterai, kimia obat-obatan, katalis, dan bibit awan (cloud seeding) (AgI).
2)      Penggunaan yang paling penting (kebanyakan sebagai perak halide) adalah dalam bidang fotografi.
3)      Perak sterling digunakan untuk perhiasan, perabotan perak. Campuran logam ini biasanya mengandung 92.5% perak, dengan sisanya tembaga atau logam lainnya.
4)      Perak juga merupakan unsur penting dalam fotografi.
5)      Perak juga digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder, kotak listrik, dan baterai perak-timah dan perak-cadmium. Cat perak digunakan untuk membuat sirkuit cetak. Perak juga digunakan untuk produksi kaca dan dapatdidepositkan sebagai  lapisan pada gelas atau logam lainnya
c.       Kegunaan Emas
1)      Pada umumnya emas biasa digunakan sebagai perhiasan dikarenakan kilau logamnya yang tampak menarik.
2)      Emas juga banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter di banyak negara.
3)      Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan dan gigi buatan.
4)      Senyawa-senyawa kompleks sepit dengan ligan difosfina dan diarsina dengan atom pusat perak(I) atau emas(I) memiliki sifat anti kanker, anti jamur dan anti bakteri.
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
      Unsur-unsur golongan IB (golongan 11) tembaga, perak dan emas mempunyai warna yang menarik, liat, dan kuat sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk pembuatan mata uang, perhiasan dan peralatan rumah tangga.
 Untuk tembaga dan emas bentuk oksidasi +1 kurang stabil dan cenderung mengalami diproporsionasi. Bentuk ion emas yang paling stabil adalah +3. bilangan oksidasi yang paling stabil untuk perak adalah +1
Senyawa oksida yang di bentuk oleh tembaga berupa Cu2O dan CuO, Senyawa oksida perak berupa AgO2, dan senyawa oksida emas berupa Au2O dan Au2O3.
 Tembaga, perak dan emas terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran logam murninya atau dalam berbagai mineral. Ekstraksi logam-logam tersebut dari bijihnya umumnya diawali dengan peleburan bijih. Proses pemisahan selanjutnya adalah pengapunga, destilasi, atau elektrodeposisi.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim dalam http://www.pakartrading.com/2012/11/perak-xag_20.html, akses tanggal 25 April 2013.
Brady, James E. (1999). Kimia Universitas. Jilid 2. Tanggerang: Binarupa Aksara.
cahcilix dalam http://decilix.blogspot.com/2010/11/sifat-fisika-dan-kimia-emasau.html, akses tanggal 24 April 2013.
Prodjosantoso. (2001). Modul Anorganik 2, Universitas Terbuka.
Purba, Michael. (2009).  Siap UN Kimia SMA. Jakarta: Erlangga.
Rania Fardyani dalam http://www.slideshare.net/RaniaFardyani/presentation-of-ag-silver akses tanggal 24 April 2013
Sutresna, Nana. (2007).  Kimia untuk Kelas XII. Bandung: Grafindo.
Syukri. (1999). Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB.



0 Responses

Post a Comment