LOGAM KOBALT DAN NIKEL (KIMIA ANORGANIK)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kecenderungan Logam Kobalt dan
Nikel
Kobalt dan nikel termasuk ke dalam unsur
transisi periode 4, tepatnya termasuk unsur golongan VIIIB. Di dalam golongan
ini kesamaan horizontalnya lebih besar daripada vertikalnya dan gambaran
mengenai sifat unsur ini didasarkan pada golongan horizontal setiap tiga unsur,
yang disebut triad. Setiap triad diberi nama sesuai dengan nama unsur yang
paling dikenal. Sehingga kita mempunyai triad besi, triad paladium, dan triad
platinum.[1] Oleh
karena itu, dapat diketahui kobalt dan nikel cenderung memiliki sifat yang
sama.
Kecenderungan stabilisasi bilangan
oksidasinya dapat dilihat dari kestabilan bilangan oksidasi unsur transisi. Ada
dua diantaranya yang cukup mencolok:[2]
1.
Unsur-unsur yang disebelah kiri
lebih cenderung dalam bentuk oksidasi yang lebih tinggi. Apabila kita bergerak
ke kanan, bilangan oksidasi yang lebih rendah bertambah stabil dibandingkan
dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.
2.
Jika kita turun satu golongan
kebawah dari unsur blok d, bilangan oksidasi yang lebih besar menjadi
lebih stabil dibandingkan oksidasi yang lebih rendah.
Sebagaimana
kita ketahui tadi bahwa kobalt dan nikel berada pada satu periode. Unsur kobalt
dan nikel berada pada bagian sebelah kanan. Sehingga bilangan oksidasinya yang
lebih rendah akan lebih stabil.
Bilangan
oksidasi kobalt adalah +2 dan +3. Dalam air, senyawa yang bermuatan +2 sangat
stabil dan ion kobalt berada dalam bentuk ion kompleks yang berwarna pink muda,
Co(H2O)6 2+. Ion ini juga dijumpai dalam garam
kobalt(II) yang memberikan warna merah. Salah satu garam ini Co(H2O)6Cl2.[3]
Tingkat
oksidasi yang tertinggi sekarang IV, dan hanya sedikit senyawaan seperti itu dikenal.
Kobalt(III) relatif tidak stabil dalam senyawaan sederhana, namun kompleks spin
rendah sangat bergam dan stabil, khususnya dimana atom-atom donor (biasanya N)
membuat sumbangan yang besar kepada medan ligan.[4]
Ion nikel
yang paling stabil adalah muatan 2+. Ion Ni2+ dalam air berwarna
hijau sebab ion ini sebetulnya berada dalam bentuk ion kompleks Ni(H2O)6
2+.Ion nikel dengan bilangan oksidasi +4 yang banyak digunakan
adalah NiO, sebagai bahan untuk katode baterai nikel-kadmium.
Apabila baterai tidak dipakai maka nikel direduksi kembali menjadi bilangan
oksidasi +2.[5]
Radius
atom kobalt lebih besar dibandingkan nikel. Salah satu sebabnya adalah sekali
subkulit d terisi setengahnya, penambahan elektron selanjutnya
menyebabkan pelebaran ukuran orbital d karena tolak-menolak antar elektron.
Pada akhirnya menyebabkan atom secara keseluruhan agak lebih besar.[6]
2.2
Sifat Fisis dan Kimia
Kobalt dan Nikel
Tabel 7.1 Sifat-sifat fisis besi, kobalt, dan nikel
Nomor
Atom
|
Berat Atom
|
Jari-jari atom,
|
Jari-jari ion ()
|
Kerapatan, g/
|
Titikleleh
|
Titik didih
|
|
Besi
|
26
|
55,847
|
1,26
|
0,75
|
7,86
|
1535
|
2800
|
Kobalt
|
27
|
58,9332
|
1,26
|
0,72
|
8,71
|
1493
|
3100
|
Nikel
|
28
|
58,71
|
1,24
|
0,7
|
8,9
|
1455
|
2800
|
Kobalt
Kobalt
mempunyai kenampakan yang hampir sama
dengan besi, tetapi cenderung ke warna merah muda. Seperti besi dan nikel, kobalt bersifat magnetik. Kobalt
larut secara pelahan dalam larutan asam klorida dan asam sulfat encer yang
hangat, namun larut cepat dalam larutan encer asam nitrat panas. Seperti juga pada
besi dan nikel, kobalt menjadi pasif bila dimasukkan ke dalam larutan asam
nitrat pekat. Kobalt tidak teroksidasi bila terkena udara, tetapi kobalt yang
membara dapat mereduksi hidrogen dari uap air menghasilkan gas hidrogen.
Halogen, kecuali fluor, dapt bereaksi dengan kobalt menghasilkan kobalt(II)). Bila kobalt dipanaskan
bersama-sama dengan fluor akan dihasilkan kobalt(II) fluorida Co.
Kecendrungan penurunan kestabilan terjadi
menurut deretan Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, serta Co. Tingkat oksidasi tertinggi
kobalt adalah IV, namun hanya sedikit senyawaan seperti itu yang dikenal.
Kobalt(III) relatif tidak stabil dalam senyawaan sederhana, namun kompleks spin
rendah sangat stabil, khususnya bila terdapat atom-atom donor (misalnya N) yang
memberikan sumbangan besar pada medan ligan.
Di
alam, ligan selalu terdapat bersama-sama dengan Ni dan As. Sumber utama kobalt
adalah speisses, yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu,
dan Pb. Paduan kobalt dengan logam besi serta sejumlah kecil logam lainnya
dapat digunakan sebgai bahan untuk membuat alat pemotong dan opersai. Magnet
yang permanen terbuat dari paduan Alnico (Al; Ni; Co; dan Fe), Hiperco (Co; Fe;
dan Cr), dan vicalloy (Co; Fe; dan V). Serbuk halus kobalt dapat digunakan sebagai
katalis pada reaksi hidrogenasi karbon monoksida dan karbon dioksida dengan
hasil akhir hidrokarbon, serta untuk oksidasi amonia.
Nikel
Nikel
adalah logam yang berwarna putih keperakan, kuat dan keras. Seperti besi dan
kobalt, logam ini bersifat sangat magnetik. Nikel tidak teroksidasi oleh udara
dan tahap tertahap larutan basa. Larutan asam encer melarutkan nikel secara
perlahan menghasilkan gas hidrogen. Nikel akan menjadi pasif bila kontak dengan
asam nitrat perkat.
Karena
kekerasannya dan ketahanannya terhadap perkaratan, serta pemantul sinar yang
baik, maka nikel banyak digunakan untuk melapisi besi, baja, dan tembaga. Nikel
juga penting untuk pembuatan logam paduan, seperti logam monel. (Ni, Cu, dan
sejumlah kecil Fe), dan permallloy (Ni dan Fe) yang digunakan untuk peralatan
transmisi suara, seperti pita kaset. Perak jerman adalah paduan antara nikel
dan tembaga. Nikrom dan kromel merupakan paduan yang terdiri dari nikel, besi
dan krom. Paduan ini tahap tertahap oksidasi pada temperatur tinggi dan juga
menunjukkan ketahanan terhadap listrik bertegangan tinggi. Oleh karenanya
paduan ini banyak dipakai pada peralatan pemanas, seperti kompor listrik, dan
seterika. Alnico mengandung aluminium, nikel, besi, dan kobalt. Paduan ini
bersifat sangat magnetik, dapat menarik besi seberat 4000 kali berat paduan
tersebut. Platinite dan invar adalah paduan nikel yang mempunyai koefisien
mulai sama dengan gelas, sehingga digunakan dalam pembuatan bola lampu. Serbuk
halus nikel dapat digunakan untuk katalis hidrogenasi minyak.
Nikel
terdapat dalam kombinasi dengan arsen, antimon, dan sulfur seperti dalam
millerite(NIS) dan dalam garnierite, suatu silikat magnesium nikel dalam
berbagai komposisi. Nikel juga ditemukan beraliasi dengan besi dalam batuan
meteor dan lapisan kulit bumi. Bila bijih nikel di panggang diudara akan
dihasilkan NiO, yang dapay tereduksi oleh C menghasilkan Logam Ni. Nikel
biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi, sedang nikel yang tinggi
kemurniannya dibuat dengan proses karbonil. Karbon monoksida bereaksi dengan
nikel tidak murni pada 50 dan tekanan biasa menghasilkan Ni(Co yang mudah menguap, dari mana lpgam dengan
kemurnian 99,90 sampai 99,99% dapat diperoleh dengan dekomposisi termal pada
200
Nikel sangat tahan terhadap
udara atau air pada suhu biasa, sehingga logam ini digunakan sebagai lapisan
pelindung bagi logam lain. Nikel mudah larut dalam asam mineral encer. Logam
nikel atau aliasinya digunakan untuk menangani dan spesies fluorida korosif lainnya. Serbuk
nikel reaktif terhadap udara dan pirofor. Nikel dapat menyerap sejumlah
hidrogen sehingga digunakan untuk reduksi katalitik.
2.3
Senyawa Oksida
Oksida
Kobalt
Hidroksida
dan oksida
Kobalt
(II) hidroksida [Co (OH)2] dapat diperoleh sebagai endapan yang
berwarna biru bila larutan logam alkali hidroksida ditambahkan pada larutan
garam kobalt(II). Warna biru endapan tersebut kemudian akan berubah menjadi
ungu sampai merah muda bila terjadi hidrasi.
Kobalt(II)
hidroksida mudah larut dalam amoniak encer membentuk heksaaminkobalt(II)
hidroksida [Co(NH3)6]. Larutan senyawa ini dapat
teroksidasi oleh oksigen diudara menghasil berbagai senyawa kobalt (III).
Reaksi oksidasinya ditandai dengan perubahan larutan yang menjadi gelap.
Bila kobalt (II) hidroksida dipanaskan didalam tabung
tertutup akan dihasilkan kobalt (II) oksida (CoO). Oksida ini berwarna hitam,
tetapi bila oksida ini dilarutkan dalam leburan gelas akan memberikan warna
biru. Gelas kobalt adalah gelas yang mengandung kobalt (II) silikat.
Pemanasan
kobalt (II) hidroksida diudara terbuka menghasilkan kobalt(II,III) oksida (Co3O4).
Kobalt (III) oksida (Co2O3) dapat diperoleh dengan
pemanasan kobalt (II) nitrat [ Co(NO3)2]
secara perlahan .
Oksida
Nikel
Nikel(II)
oksida (NiO) dapat dibuat dengan pemanasan nikel (II) hidroksida, karbonat atau
nitar. Nikel (IV) oksida (NiO2) dalam nama nikel berbilang oksida
+4, merupakan suatu padatan yang bewarna hitam yang terbentuk pada oksida garam
nikel(II) dalam larutan alkali. Bila latutan logam alkali hidroksida
ditambahkan pada larutan garam nikel(II), maka akan terjadi endapan nikel(II)
hidroksida [Ni(OH)2] yang berwarna hijau pucat.
Reaksi
antara Br2 dengan larutan nikel(II) hidroksida menghasilkan oksida
hidrat NiO(OH) yang berwaran hitam. Oksida hidrat ini digunakan dalam batrei
edison atau batrei nikel besi, yang mengunakan KOH sebagaia elektrolite dan
didasarkan pada reaksi
Fe +
2NiO(OH)+2H2O↔ Fe(OH)2+ 2Ni(OH)2 (1,3 V)
Bila Oksida
maupun hidroksida nikel larut dalam larutan amoniak encer menghasilkan larutan
berwarna biru heksaaminnikel(II) hidroksida.[7]
2.4
Ekstraksi dan Kegunaan
logam Kobalt dan Nikel
1.
Ekstraksi
Nikel
Bijih sufida dari
nikel biasanya telah diolah/diekstraksi menggunakan pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur
tinggi) untuk menghasilkan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian
tahap berikutnya. Untuk memproses Nickel
matte menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy
(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif
rendah dengan cara pelindian dengan media cairan)
Adapun proses pyrometalurgy
untuk menghasilkan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap
berikutnya meliputi:
1. Komunisi
Komunisi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral
bisa terlepas dari bijjhnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap
komunisi nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30mm sehingga hanya
dibutuhkan crusher saja dan
tidak dibutuhkan grinder.
2. Drying
Dryring atau pengeringan dibutuhkan untuk
mengurangi kadar moisture dalam
bjih. Bisanya kadar moisture
dalam bijih sdekitar 30-35% dan diturunkan dalam proses ini dengan rotary dryer menjadi 23%. Dalam rotary dryer ini, pengeringan
dilakukan dengan cara mengalirkan gas panasa yang dihasilkan dari pembakaran pulverized coal dan marine fuel
dalam Hot Air Generator (HAG)
secara Co-Current (searah) pada
temperatur sampai 200o C.
3. Calcining
Tujuan Utama proses ini adalah menghilangkan air kristal
yang ada dalam bijih, air kristal yang biasa dijumpai adalah serpentine
3MgO.2SiO2.2H2O dan goethite (Fe2O3.H2O).
Proses dekomposisi dilakukan dalam Rotary
Kiln dengan temperatur sampai 850o C meggunakan pulverized coal secara Counter Current. Disamping
menghilangkan air kristal, pada proses ini juga biasanya didesain sudah terjadi
reaksi reduksi dari NiO dan Fe2o3. Dalam teknologi Krupp rent, semua reduksi dilakukan
dalam rotaru kiln dan dihasilkan luppen.
Sedangkan dalan teknologi Electric Furnace,
hanya sekitar 20% NiO tereduksi secara tidak langsung dalam rotary kiln menjadi
Ni dan 80% Fe2O3 menjadi FeO sedangkan sisanya dilakukan
dalam electric furnace. Produk
dari rotary kiln ini disebut
dengan calcined ore dengan
kandungan moisture sekitar 2%
dan siap lebur dalam electric furnace.
4. Smelting
Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalan rangkaian proses ini.
Reaksi reduksi 80% terjadi secara lagsung dan 20% secara tidak langsung pada
temperature sampai 1650o C.
5. Refining
Pada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan/
memperkecil kandungan Sulfur dalan crude
Fe-Ni dan sering disebut Desulfurisasi. Dilakukannya proses ini berkaitan
dengan kebutuhan proses lanjutan yang digunakannya Fe-Ni sebagai umpan untuk pembuatan
baja dimana baja yang bagus harus mengandung Sulfur maksimal 20 ppm sedangkan
kandungan Sulfur pada Crude
Fe-Ni masih sekitar 0.3% sehingga jika kandungan Sulfur tidak diturunkan maka
pada proses pembuatan baja membutuhkan kerja keras untuk menurunkan kadar.
Bijih nikel dipanggang di udara menghasilkan NiO, yang
kemudian direduksi dengan C menjadi Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan
elektrodeposisi namun dalam nikel yang tinggi kemurniannya tetap dibuat dengan
proses karbonil. CO bereaksi dengan Ni yang tidak murni pada suhu 50ºC dan
tekanan biasa atau dengan anyaman nikel tembaga dalam keadaan yang lebih kuat
menghasilkan Ni(CO)4 yang mudah menguap, di mana logam dengan
kemurnian 99,90-99,99 % diperoleh pada komposisi termal 200 º C.
Nikel diekstrak dari ore nya dengan proses
pemanggangan menghasilkan logam yang kemurniannya >80%. Pemurnian akhir dari
pemurnian nikel oksida menggunakan proses Mond, yang dapat meningkatkan
kemurnian nikel hingga 99%. Proses modern dipatenkan oleh L. Mond.
Proses Mond yang kadang-kadang dikenal sebagai proses
karbonil adalah teknik yang diciptakan oleh Ludwig Mond pada tahun 1890 untuk
mengekstrak dan memurnikan nikel. Proses ini digunakan secara komersial sebelum
akhir abad ke-19. Hal ini dilakukan dengan mengkonversi oksida nikel (nikel
dikombinasikan dengan oksigen) ke nikel murni.
Proses
ini memanfaatkan fakta bahwa ikatan kompleks antara karbon monoksida dengan
nikel mudah dan reversibel untuk memberikan karbonil nikel.Proses ini memiliki
tiga langkah
1.
Nikel oksida direaksikan dengan Syngas pada 200 ° C untuk
menghilangkan oksigen, meninggalkan nikel murni. Kotoran termasuk besi dan
kobalt.
NiO (s) + H2 (g) → Ni (s) + H2O (g)
2.
Nikel murni direaksikan dengan karbon monoksida berlebih
pada 50-60 ° C untuk membentuk karbonil nikel.
Ni (s) + 4 CO (g) → Ni (CO)4 (g)
3.
Campuran karbon monoksida berlebih dan nikel karbonil
dipanaskan hingga 220-250 ° C. Pada pemanasan, tetracarbonyl nikel nikel
terurai untuk memberikan:
Ni (CO) 4 (g) → Ni (s) + 4 CO (g)
Untuk memisahkan nikel dengan wastenya dapat dibantu dengan
melihat tingkat kebasaan, Tingkat kebasaan ini menentukan brick/
refractory/bata tahan api yang harus digunakan di dalam tungku (furnace), jika
basisitas tinggi maka refractory yang digunakan juga sebaiknya mempunyai sifat
basa agar slag (terak) tidak bereaksi dengan refractory yang akan menghabiskan
lapisan refractory tersebut. Basisitas juga menentukan viscositas slag, semakin
tinggi basisitas maka slag semakin encer dan mudah untuk dikeluarkan dari
furnace. Namun basisitas yang terlalu tinggi juga tidak terlalu bagus karena
difusi Oksigen akan semakin besar sehingga kehilangan Logam karena oksidasi
terhadap logam juga semakin besar.
Selanjutnya untuk memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada
temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan). Proses
Pyrometallurgy Reduksi
yang terjadi pada proses ini hanya sebagian dari besi saja yang dapat diikat
menjadi terak, dan sebagian besar masih dalam bentuk ferro-nikel alloy.Dalam hal ini untuk memisahkan besi dari nikel
pada reaksi peleburan tersebut ditambahkan beberapa bahan yang mengandung
belerang (Gypsum atau Pyrite). Karena perbedaan daya ikat besi dan nikel terhadap
oksigen dan belerang, sehingga proses ini didapatkan metal yaitu paduan Ni3S2
dan FeS dan sebagian besar besi dapat diterakkan
Metal yang dihasilkan ini masih mengandung
lebih dari 60 % Fe dan selanjatnya metal yang masih dalam keadaan cair terus
diprosos lagi dalam konvertor. Proses-proses konvertor diberikan bahan tambah
silikon untuk menterakkan oksida besi.Terak hasil konvertor ini masih
mengandung nikel yang cukup tinggi, sehingga terak ini biasanya di proses ulang
pada peleburan (Resmelting).Proses selanjutnya metal di panggang untuk
memisahkan belerang.
Nikel oxide
yang didapat dari pemanggangan selanjutnya di reduksi dengan bahan tambah arang
(charcoal), sehingga didapat logam nikel.[8]
Kobalt
Kobalt
di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS)
yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan bijih kobali
dilakukan sebagai berikut.[9]
Pemanggangan:
CoAs
(s) Co2O3 (s) +As2O3
(s)
Co2O3
(s) 2CoCl3(aq) + 3H2O (l)
Zat-zat
lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S.
Bi2O3
(s) + 3 H2S (g) Bi2S3(aq) + 3H2O
(l)
PbO
(s) + H2S (g) PbS (s) + H2O (l)
Pada
penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe
sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan
zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3 (s).
Selanjutnya CoCO3 dierduksi dengan gas hidrogen, menurut reaksi:
Co2O3
(s) + H2(g) 2Co (s) + 3H2O (g)
2.
Kegunaan Kobalt Dan Nikel
Kobalt
1. Cobalt dicampur dengan nikel, besi dan batang – batang rel
lain untuk membuat alnico, suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang
banyak digunakan mesin jet dan turbin gas mesin/motor.
2. Digunakan sebagai bahan baja tahan karat dan baja magnit
3. Co+2 yang berwarna merah jambu sering digunakan untuk tinta
rahasia
4. Kertas yang mengandung Co+2 biru digunakan dalam sistem
peramalan cuaca[10]
5. Paduan kobalt dengan logam besi serta sejumlah kecil logam
lainnya dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat alat pemotong dan operasi.[11]
Nikel
Karena sifatnya yang
fleksibel dan mempunyai karakteristik – karakteristik yang unik, seperti tidak
berubah sifatnya jika terkena udara, ketahanannya terhadap oksida dan
kemampuannya untuk mempertahankan sifat – sifat aslinya si bawah suhu yang
ekstrim, Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel
fungsinya sangat berharga dalam pembentukan logam campuran.
Beberapa penggunaan
nikel:
1. Nikrom[12] :
60% Ni , 25% Fe, dan 15% Cr : pembuatan alat – alat laboratorium (tahan asam).
2. Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) sebagai bahan pembuat magnet yang
kuat.
3. Elektroplating (pelapisan besi dan tembaga)
4. Serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H2 dalam
proses pembuatan mentega, juga pada cracking minyak bumi.
5. Pembuatan aloi, baterai elektrode dan keramik
6. Permalloy (Ni dan Fe) digunakan untuk peralatan transmisi
suara, seperti pita kaset.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kecenderungan
pada kobalt stabilisasi bilangan oksidasinya dapat dilihat dari kestabilan
bilangan oksidasi unsur transisi. Kecendrungan penurunan kestabilan terjadi menurut deretan
Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, serta Co. Tingkat oksidasi tertinggi kobalt adalah IV,
namun hanya sedikit senyawaan seperti itu yang dikenal. Kobalt(III) relatif
tidak stabil dalam senyawaan sederhana, namun kompleks spin rendah sangat
stabil, khususnya bila terdapat atom-atom donor (misalnya N) yang memberikan
sumbangan besar pada medan ligan.
Nikel sangat tahan terhadap
udara atau air pada suhu biasa, sehingga logam ini digunakan sebagai lapisan
pelindung bagi logam lain. Nikel mudah larut dalam asam mineral encer. Logam nikel
atau aliasinya digunakan untuk menangani dan spesies fluorida korosif lainnya. Serbuk
nikel reaktif terhadap udara dan pirofor. Nikel dapat menyerap sejumlah
hidrogen sehingga digunakan untuk reduksi katalitik.
Unsur
cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga
dengan arsenik. Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri.
B.
Saran
Penulis
berharap makalah ini dapat menambah wawasan,dan pembaca disarankan untuk
membaca referensi lain agarmemperluas wawasan dan pengetahuan dan semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri
tersebut. Jika ada terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf,
terima kasih telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.
KEPUSTAKAAN
Achmad, Hiskia.2001.Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Unsur dan
Radiokimia. Bandung:PT. Citra Aditya Bakti.
Brady, James E..
2002. Kimia Universitas Asas dan Strukutur. jilid 2. Tangerang :Binarupa
Aksara.
Cotton, F. Albert
dan Geofrey Wilkinson.2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Handoyo, Kristian, dkk. 2001.
Buku Materi Pokok Kimia Anorganik 2.Jakarta:Universitas Terbuka.
Rahayu, Sri. 2007. Sains
Kimia 3 SMA/MA Kelas XII.Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia.2011.Mond Process. http://en.wikipedia.org/wiki/Mond_process francisj Diakses pada 25 April 2013 pukul 16:37
Kuswati , Tine Maria,dkk. 2007. Sains Kimia 3 SMA/MA Kelas
XII. Jakarta: Bumi Aksara.
Anonim.2012.http://veralikesastrachemist.blogspot.com/2012/11/makalah-mangan-besi-kobalt.html Diakses pada 25 April
2013 pukul 16:38
matur nuwun...