BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kecenderungan Logam Fe
Besi adalah unsur dari golongan transisi. Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi
merupakan logam transisi yang berada pada golongan VIII B dan periode 4. Besi
adalah logam paling melimpah nomor dua setelah alumunium. Besi adalah logam
yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Besi yang merupakan unsur logam transisi,
dimana sifat dari unsur-unsur transisi tidak memiliki perubahan yang signifikan
antara unsur yang satu dengan yang lain dalam satu periode. Sifat dari besi
tidak jauh berbeda dengan sifat-sifat unsur logam transisi lainnya.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.
Unsur
transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang lebih besar
dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur
transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah.
Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E°red
negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E°Cu
= + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur
transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan
gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan
unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam
akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut.
Hal ini terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar
reduksi negatif, unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya
lapisan oksida (Cr2O3) yang inert. Sifat inilah yang
dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak,
yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535oC. jarang terdapat besi
komersial yang murni. Besi murni cukup
reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi memberikan besi (II) oksida
hidrat (karat yang tidak sanggup melindungi karena zat ini hancur dan
membiarkan permukaan logam yang baru terbuka. Logamnya mudah larut dalam asam
mineral. Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara , diperoleh Fe(II). Dengan
adanya udara atau bila digunakan HNO3 encer, sejumlah besi menjadi
Fe(III). Media pengoksidasi yang sangat kuat seperti HNO3 pekat atau
asam-asam yangmengandung dikromat membuat besi pasif[1].
Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida
dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting
dalam kekuatan struktur besi. besi dapat dimagnitkan. asam klorida encer atau
pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam
besi(II) dan gas hidrogen.[2]
B.
Sifat-Sifat Logam Fe
1.
Sifat Fisika
a.
Pada suhu kamar berwujud padat,
mengkilap dan berwarna keabu-abuan.
b. Besi
merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electron tidak berpasangan
pada orbital
c. Penghantar
panas yang baik.
d. Kation
logam besi Fe berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan oleh
adanya elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda
jauh. Akibatnya, elektron mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi
menimbulkan warna tertentu. Jika senyawa transisi baik padat maupun larutannya
tersinari cahaya maka senyawa transisi akan menyerap cahaya pada frekuensi
tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya yang diserap akan
mengeksitasi elektron ke tingkat energi lebih tinggi dan cahaya yang diteruskan
menunjukkan warna senyawa transisi pada keadaan tereksitasi.
Sifat
fisis besi yang lain,
titik didih
|
3134 K
|
titik lebur
|
1811 K
|
massa atom
|
55,845(2) g/mol
|
konfigurasi electron
|
[Ar] 3d6 4s2
|
massa jenis fase padat
|
7,86 g/cm³
|
massa jenis fase cair pada titik lebur
|
6,98 g/cm³
|
kalor peleburan
|
13,81 kJ/mol
|
kalor penguapan
|
340 kJ/mol
|
Elektronegativitas
|
1,83 (skala Pauling)
|
jari-jari atom
|
140 pm
|
2. Sifat Kimia
a.
Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron)
sehingga bilangan oksidasinya bertanda positif.
b.
Logam besi bersifat Korosif.[3]
c.
Fe dapat memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini
disebabkan karena perbedaan energy elektron pada subkulit 4s dan 3d cukup
kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga terlepas ketika terjadi ionisasi
selain electron pada subkulit 4s.
d.
Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan
mudah terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat
peningkatan suhu.
e.
Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta,
gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat
magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski
pola geometris molekul tidak berubah.
f.
Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti
halogen, sulfur, pospor, boron, karbon dan silikon.
g.
Larut dalam asam- asam mineral encer.
h.
Oksidanya bersifat amfoter.[4]
C.
Oksida dan Hidroksida Logam Fe
Penambahan
OH- pada larutan Fe2+ menghasilakan hidroksida hijau
pucat, yang mudah teroksidasi oleh udara memberikan besi(III) oksida hidrat
yang berwarna coklat merah.
4Fe(OH)2(s) + O2(g) + 2H2O(g) 4Fe(OH)3(s)
Fe(OH)2 adalah suatu hidroksida sejati
dengan struktur seperti Mg(OH)2, dan bersifat amfoter. Senyawaan ini
larut dalam NaOH pekat menghasilkan suatu larutan yang bila diuapkan akan
dihasilkan kristal-kristal biru Na4[Fe(OH)6]. Oksida besi
bisa diperoleh sebagai serbuk hitam yang bersifat pirofor dengan cara
memanaskan besi(II) oksalat. Oksida ini biasanya dalam bentuk senyawa nonstoikiometrik
Fe0.95O yang berarti bahwa oksida tersebut mengandung besi(II) dan
besi(III).
FeC2O4
FeO + CO + CO2
Penambahan OH- pada larutan besi(III)
menghasilkan massa gelatin berwarna coklat kemerahan besi(III) hidroksida, atau
sering sebagai oksida hidrat Fe2O3.nH2O.
Pemanasan oksidda hidrat pada suhu 200oC menghasilkan -Fe2O3
yang berwarna coklat merah, yang terdapat sebagai mineral bematite. Oksida ini juga dapat dihasilkan dari pembakaran pyrite (FeS2) di udara
terbuka. Dalam kehidupan sehari-hari oksida ini sering dipakai sebagai bahan
pewarna merah pada cat.[5]
D.
Senyawa-senyawa Besi
1.
Tingkat oksidasi < 2
Umumnya membentuk senyawa-senyawa
dengan ligan-ligan, berinteraksi dengan Hidrogen dengan ikatan M-H, contoh: H2Fe(PF3)4.[6]
2.
Tingkat oksidasi 2
Biasanya membentuk senyawaan biner
dengan Biasanya bersifat ionik, oksidanya bersifat basa, contoh: FeO
3.
Tingkat oksidasi 3
Contoh senyawa klorida, bromida,
iodida dari besi yang bersifat kovalen, sedangkan senyawa oksidanya seperti Fe2O3
bersifat ionik.
4.
Tingkat oksidasi 4
Umumnya dikenal dengan komplek
flouro, dan anion okso.[7]
5.
Tingkat oksidasi
Umumnya dikenal dengan komplek
flouro, amin okso. Misalnya: K2FeO4
yang semuanya merupakan zat pengoksidasi yang kuat.[8]
Manusia
telah berhasil mengekstrak besi dari bijihnya yang berupa senyawa seperti hematit (Fe2O3)
limonit (2Fe2O3 3H2O),
magnetit (Fe3O4),
dan siderit (FeCO3)..
Campuran gilingan besi dan arangnya di biarkan di atas bara sehingga besi
meleleh, kemudian besi itu di tampung. Selanjutnya campuran besi dan arang di
letakkan di atas tanur kecil dan di hembuskan udara dari dasar tanur. Akan
tetapi suhu yang dicapai dengan cara ini masih lebih rendah jika dibandingkan
dengan tanur tinggi (tanur hembus) modern yang di kenal masa kini.[9]
Besi adalah
logam yang paling luas dan paling banyak penggunaanya. Hal tersebut disebabkan
tiga alasan berikut yaitu:
a.
Bijih besi
relatif malimpah di berbagai penjuru dunia.
b.
Pengolahan
besi relatif murah dan mudah.
c.
Sifat –
sifat besi yang mudah dimodifikasi.
Besi terdapat di alam dalam bentuk senyawa, antara
lain sebagai hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3 O4), pirit (FeS2) dan siderit (
FeCO3).
1. Tempat Pengolahan Besi (
Tanur Sembur )
Proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam
tanur sembur (blast furnace). Tanur sembur berbentuk menara silinder dari besi
atau baja dengan tinggi sekitar 30 meter dan diameter bagian perut sekitar
delapan meter. Karena tingginya alat tersebut, alat ini sering juga disebut
sebagai tanur tinggi. Bagian – bagian dari tanur tinggi adalah sebagai berikut:
a. Bagian
puncak yang disebut dengan Hopper, dirancang sedemikian rupa sehingga bahan –
bahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan ditambahkan setiap saat.
b. Bagian bawah
puncak, mempunyai lubang untuk mengeluarkan hasil – hasil yang berupa gas.
c. Bagian atas
dari dasar (kurang lebih 3 meter dari dasar), terdapat pipa – pipa yang
dihubungkan dengan empat buah tungku dimana udara dipanaskan (sampai suhunya
kurang lebih 1.100o C). udara panas ini disemburkan ke dalam tanur melalui pipa
– pipa tersebut.
d. Bagian dasar
tanur, mempunyai dua lubang yang masing – masing digunakan untuk mengeluarkan
besi cair sebagai hasil utama dan terak (slag) sebagai hasil samping.
2. Proses Pengolahan Besi
Secara umum proses pengolahan besi dari bijihnya dapat berlangsung dengan
urutan sebagai berikut:
Bahan – bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui bagian puncak tanur.
Bahan – bahan ini berupa:
Bahan – bahan ini berupa:
a. Bahan utama
yaitu bijih besi yang berupa hematit (Fe2O3 ) yang bercampur dengan pasir
(SiO2) dan oksida – oksida asam yang lain (P2O5 dan Al2O3). Batuan – batuan ini
yang akan direduksi.
b. Bahan –
bahan pereduksi yang berupa kokas (karbon).
c. Bahan
tambahan yang berupa batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat zat – zat
pengotor.
d. Udara panas
dimasukkan di bagian bawah tanur sehingga menyebabkan kokas terbakar.
C(s)
+ O2(g) CO2(g) H = -394 kJ
e. Reaksi ini
sangat eksoterm (menghasilkan panas), akibatnya panas yang dibebaskan akan
menaikkan suhu bagian bawah tanur sampai mencapai 1.900oC.
f. Gas CO2 yang
terbentu kekmudian naik melalui lapisan kokas yang panas dan bereaksi dengannya
lagi membentuk gas CO.
CO2(g)
+ C(s) 2CO(g) H = +173 kJ
Reaksi kali ini berjalan endoterm (memerlukan
panas) sehingga suhu tanur pada bagian itu menjadi sekitar 1.300oC.
g. Gas CO yang
terbentuk dan kokas yang ada siap mereduksi bijih besi (Fe2O3). Reuksi ini
dapat berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu:
1.) Pada bagian
atas tanur, Fe2O3 direduksi menjadi Fe3O4 pada suhu 500oC.
3Fe2O3(s) + CO(g) 2Fe3O4(s) + CO2(g)
3Fe2O3(s) + CO(g) 2Fe3O4(s) + CO2(g)
2.) Pada bagian
yang lebih rendah, Fe3O4 yang terbentuk akan direduksi menjadi FeO pada suhu
850o C.
Fe3O4(s) + CO(g) 3FeO(s) + CO2(g)
3.) Pada bagian
yang lebih bawah lagi, FeO yang terbentuk akan direduksi menjadi logam besi
pada suhu 1.000o C.
FeO(s) +
CO(g) Fe(l) + CO2(g)
h. Besi cair
yang terbentuk akan mengalir ke bawah dan mengalir di dasar tanur. Sementara
itu, di bagian tengah tanur yang bersuhu tinggi menyebabkan batu kapur terurai
menurut reaksi:
CaCO3(s)
CaO(s) + CO2(g)
i.
Kemudian di dasar tanur CaO akan bereaksi dengan
pengotor dan membentuk terak (slag) yang berupa cairan kental. Reaksinya
sebagai berikut:
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(l)
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(l)
3 CaO(s) +
P2O5(g) Ca3(PO4)2(l)
CaO(s) +
Al2O3(g) Ca(AlO2)2(l)
j.
Selanjutnya, besi cair turun ke dasar tanur sedangkan
terak (slag) yang memiliki massa jenis lebih rendah daripaba besi cair akan
mengapung di permukaan dan keluar pada saluran tersendiri.
3.
Hasil Pengolahan Besi
a.
Besi Kasar (pig iron) atau Besi Gubal
Besi cair
yang keluar dari dasar tanur disebut dengan besi kasar (pig iron). Besi kasar
mengandung 95% besi, 34% karbon, sisanya berupa fosfor, silikon dan mangan.
b.
Besi Tuang (cast iron) atau Besi Cor
Jika pig iron
dibuat menjadi bentuk cetakan maka disebut besi tuang atau besi cor.
c.
Besi Tempa (wrought iron)
Besi tempam
mengandung kadar karbon yang cukup rendah (0,05 – 0,2%). Besi tempa ini cukup
lunak untuk dijadikan berbagai perlatan seperti sepatu kuda, roda besi, baut,
mur, golok, cangkul dan lain sebagainya.
F.
Kegunaan Logam Fe
Besi
merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, iaitu merangkumi
sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh dunia.
Gabungan harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan,
terutamanya dalam penggunaan seperti kereta, kapal besar, dan komponen struktur
bagi bangunan. Besi waja merupakan aloi besi paling dikenali, dan sebahagian
dari bentuk yang dibentuk oleh besi termasuk:
1.
Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% – 5% karbon dengan sejumlah
bendasing seperti belerang silikon, fosfor. Kepentingannya adalah ia merupakan
perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan besi baja.
- Besi Tuang mengandungi 2% – 3.5% karbon dan sejumlah kecil mangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 1420–1470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida. Sebatian keras dan rapuh ini mendominasi sifat-sifat utama besi tuang 'putih', menyebabkannya keras, tetapi tidak tahan kejutan. Dalam besi tuang 'kelabu', karbon hadir dalam bentuk serpihan halus grafit, dan ini juga menyebabkan bahan menjadi rapuh kerana ciri-ciri grafit yang mempunyai pinggir-pinggir tajam yang merupakan kawasan tegasan tinggi. Jenis besi kelabu yang baru, yang dinamakan 'besi mulur', adalah dicampur dengan kandungan surih magnesium untuk mengubah bentuk grafit menjadi sferoid, atau nodul, lantas meningkatkan ketegaran dan kekuatan besi.
3.
Besi karbon mengandungi antara 0.5% dan 1.5% karbon,
dengan sejumlah kecil , belerang, fosfor, mangan, dan silikon.
- Besi tempa (Wrought iron) mengandungi kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
- Besi Alloy mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium, molibdenum, vanadium.
- Besi(III) Oksida digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Besi
adalah unsur dari golongan transisi.
Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam transisi yang
berada pada golongan VIII B dan periode 4. Besi adalah logam paling melimpah
nomor dua setelah alumunium. Sehingga, besi banyak digiunakan dalam kehidupan
sehari-hari. mempunyai
sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi, pengolahannya juga
relatif mudah dan murah. Alat atau bangunan yang berbahan besi sangat mudah
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan saja digunakan untuk perkakas
dapur, mesin, jembatan, pagar, railing, pipa besi, tiang telepon, dan masih
banyak lagi. Namun sayangnya, besi memiliki kelemahan, yaitu mudah mengalami
korosi. Dengan korosi maka bisa mengurangi umur pakai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Namun, korosi pada besi dapat dicegah dengan
beberapa cara, yaitu : pengecatan, pelumuran dengan oli (gemuk), pembalutan
dengan plastik, tin plating (pelapisan dengan timah), galvanasi (pelaisan
dengan timah, Cromium Plating (pelapisan dengan kromium), Sacrificial Protection (pengorbanan anode).
DAFTAR
PUSTAKA
Chang,
Raymond.2003.Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Keenan.
1992,Kimia Untuk Universitas.Jakarta : Erlangga
Khristian
sugiarto,dkk.2001. Buku Materi Pokok Kimia Anorganik 2.Jakart: Universitas
Terbuka
Oxtoby.dkk.2001.Prinsip-prinsip
Kimia Modern Jilid 2.Jakarta : Erlangga
Syukri,S.1999.Kimia
Dasar 3.Bandung : ITB-Press
Post a Comment