Unknown

LOGAM MANGAN (KIMIA ANORGANIK)

BAB II
PEMBAHASAN

A.    KECENDERUNGAN GOLONGAN
Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki symbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetic. Hal ini dapat dilihat dari obital d yang terisi penuh pada konfigurasi electron. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu 55Mn.
Mangan termasuk golongan transisi . Memiliki titik lebur yang tinggi kira-kira 1250 °C. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Mangan cukup elektropositif, dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi. Selain titik cairnya yang tinggi, daya hantar listrik merupakan sifat-sifat mangan yang lainnya. Selain itu, mangan memiliki kekerasan yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk membentuk ikatan logam.[1]
Pada dasarnya, mangan lebih reaktif ketimbang teknisium dan renium. Dalam keadaan masif, mangan teroksidasi oleh udara terbuka pada bagian luarnya, tetapi akan terbakar dalam keadaan serbuk halus. Dengan unsur – unsur  non metal tidak begitu reaktif tetapi sering bereaksi hebat pada pemanasan . Jadi Mn  terbakar dalam oksigen , nitrogen, klorin dan fluorin.Mangan juga  dapat bersenyawa secara langsung dengan B,C, Si, P, As dan S. Teknesium dan renium lebih kurang reaktif  dari pada mangan sebagaimana umumnya logam – logam lebih berat lainnya. Dalam keadaan masif kedua logam ini tahan terhadap oksidasi dan hanya memudar secara perlahan  oleh udara lembab. Namun dalam keadaan serbuk atau bangun bunga karang kedua logam ini lebih reaktif. Tc dan Re, keduanya tidak larut dalam asam hidrofluorida dan asam hidroklorida, tetapi larut dalam asam- asam oksidator seperti HNO3 dan H2SO4 pekat dan jugaair bromine membentuk asam asam perteknat dan perrenat(HMO4; M =Tc dan Re). Mn, Tc, dan Re membentuk senyawa dalam brbagai tingkat oksidasi, dan komparasi stabilitas relatif tingkat oksidasi ketiga logam ini dalam larutan air dan asam dicerminkan oleh nilai potensial reduksi.  


B.     SIFAT FISIKA DAN KIMIA

1.   Sifat Fisika

Mangan merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki bentuk padat. Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3, sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3. Titik lebur mangan sekitar 1519oC, sedangkan titik didih mangan ada pada suhu 2061oC. Kapasitas kalor pada suhu ruang adalah sekitar 26,32 J/mol.K.

2.   Sifat Kimia
a). Reaksi dengan air
         Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan gas hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi:
Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2 +H2
b). Reaksi dengan udara
Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:
3Mn(s) + 2O2 → Mn3O4(s)
3Mn(s) + N2 → Mn3N2(s)
 
c). Reaksi dengan halogen
         Mangan bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida, reaksi:
Mn(s) +Cl2 → MnCl2
Mn(s) + Br2 → MnBr2
Mn(s) + I2 → MnI2
Mn(s) + F2 → MnF2
         Selain bereaksi dengan flourin membentuk mangan (II) flourida, juga menghasilkan mangan (III) flourida sesuai reaksi:
2Mn(s) + 3F2 → 2MnF3(s)

d). Reaksi dengan asam
      
Logam mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan gas hidrogen sesuai reaksi:[2]

  Mn(s) + H2SO4 → Mn2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)
kromiummanganbesi
-

Mn

Tc
Description: Element 1: Hidrogen (H), Other non-metal

Description: Element 2: Helium (He), Noble gas
Description: Element 3: Litium (Li), Alkali metal
Description: Element 4: Berllium (Be), Alkaline earth metal

Description: Element 5: Boron (B), Metalloid
Description: Element 6: Karbon (C), Other non-metal
Description: Element 7: Nitrogen (N), Other non-metal
Description: Element 8: Oxigen (O), Other non-metal
Description: Element 9: Flour (F), Halogen
Description: Element 10: Neon (Ne), Noble gas
Description: Element 11: Natriun (Na), Alkali metal
Description: Element 12: Magnesium (Mg), Alkaline earth metal

Description: Element 13: Aluminium (Al), Other metal
Description: Element 14: Silikon (Si), Metalloid
Description: Element 15: Fosfor (P), Other non-metal
Description: Element 16: Belerang (S), Other non-metal
Description: Element 17: Klorin (Cl), Halogen
Description: Element 18: Argon (Ar), Noble gas
Description: Element 19: Kalium (K), Alkali metal
Description: Element 20: Kalsium (Ca), Alkaline earth metal

Description: Element 21: Skandium (Sc), Transition metal
Description: Element 22: Titanium (Ti), Transition metal
Description: Element 23: Vanadium (V), Transition metal
Description: Element 24: Kromium (Cr), Transition metal
Description: Element 25: Mangan (Mn), Transition metal
Description: Element 26: Besi (Fe), Transition metal
Description: Element 27: Kobal (Co), Transition metal
Description: Element 28: Nikel (Ni), Transition metal
Description: Element 29: Tembaga (Cu), Transition metal
Description: Element 30: Seng (Zn), Transition metal
Description: Element 31: Galium (Ga), Other metal
Description: Element 32: Germanium (Ge), Metalloid
Description: Element 33: Arsen (As), Metalloid
Description: Element 34: Selenium (Se), Other non-metal
Description: Element 35: Bromin (Br), Halogen
Description: Element 36: Kripton (Kr), Noble gas

Description: Element 37: Rubidium (Rb), Alkali metal
Description: Element 38: Stronsium (Sr), Alkaline earth metal

Description: Element 39: Itrium (Y), Transition metal
Description: Element 40: Zirkonium (Zr), Transition metal
Description: Element 41: Niobium (Nb), Transition metal
Description: Element 42: Molibdenum (Mo), Transition metal
Description: Element 43: Teknesium (Tc), Transition metal
Description: Element 44: Rutenium (Ru), Transition metal
Description: Element 45: Rodium (Rh), Transition metal
Description: Element 46: Paladium (Pd), Transition metal
Description: Element 47: Perak (Ag), Transition metal
Description: Element 48: Kadmium (Cd), Transition metal
Description: Element 49: Indium (In), Other metal
Description: Element 50: Seng (Sn), Other metal
Description: Element 51: Antimon (Sb), Metalloid
Description: Element 52: Telurium (Te), Metalloid
Description: Element 53: Yodium (I), Halogen
Description: Element 54: Xenon (Xe), Noble gas

Description: Element 55: Sesium (Cs), Alkali metal
Description: Element 56: Barium (Ba), Alkaline earth metal
Description: Element 57: Lantanum (La), Lanthanoid
Description: Element 58: Serium (Ce), Lanthanoid
Description: Element 59: Praseodimium (Pr), Lanthanoid
Description: Element 60: Neodimium (Nd), Lanthanoid
Description: Element 61: Prometium (Pm), Lanthanoid
Description: Element 62: Samarium (Sm), Lanthanoid
Description: Element 63: Europium (Eu), Lanthanoid
Description: Element 64: Gadolinium (Gd), Lanthanoid
Description: Element 65: Terbium (Tb), Lanthanoid
Description: Element 66: Disprosium (Dy), Lanthanoid
Description: Element 67: Holmium (Ho), Lanthanoid
Description: Element 68: Erbium (Er), Lanthanoid
Description: Element 69: Tulium (Tm), Lanthanoid
Description: Element 70: Iterbium (Yb), Lanthanoid
Description: Element 71: Lutesium (Lu), Lanthanoid
Description: Element 72: Hafnium (Hf), Transition metal
Description: Element 73: Tantalum (Ta), Transition metal
Description: Element 74: Wolfram (W), Transition metal
Description: Element 75: Renium (Re), Transition metal
Description: Element 76: Osmium (Os), Transition metal
Description: Element 77: Iridium (Ir), Transition metal
Description: Element 78: Platina (Pt), Transition metal
Description: Element 79: Emas (Au), Transition metal
Description: Element 80: Raksa (Hg), Transition metal
Description: Element 81: Talium (Tl), Other metal
Description: Element 82: Timbal (Pb), Other metal
Description: Element 83: Bismut (Bi), Other metal
Description: Element 84: Polonium (Po), Metalloid
Description: Element 85: Astatin (At), Halogen
Description: Element 86: Radon (Rn), Noble gas

Description: Element 87: Fransium (Fr), Alkali metal
Description: Element 88: Radium (Ra), Alkaline earth metal
Description: Element 89: Aktinium (Ac), Actinoid
Description: Element 90: Torium (Th), Actinoid
Description: Element 91: Protaktinium (Pa), Actinoid
Description: Element 92: Uranium (U), Actinoid
Description: Element 93: Neptunium (Np), Actinoid
Description: Element 94: Plutonium (Pu), Actinoid
Description: Element 95: Amerisium (Am), Actinoid
Description: Element 96: Kurium (Cm), Actinoid
Description: Element 97: Berkelium (Bk), Actinoid
Description: Element 98: Kalifornium (Cf), Actinoid
Description: Element 99: Einsteinium (Es), Actinoid
Description: Element 100: Fermium (Fm), Actinoid
Description: Element 101: Mendelevium (Md), Actinoid
Description: Element 102: Nobelium (No), Actinoid
Description: Element 103: Lawrensium (Lr), Actinoid
Description: Element 104: Rutherfordium (Rf), Transition metal
Description: Element 105: Dubnium (Db), Transition metal
Description: Element 106: Seaborgium (Sg), Transition metal
Description: Element 107: Bohrium (Bh), Transition metal
Description: Element 108: Hasium (Hs), Transition metal
Description: Element 109: Meitnerium (Mt)
Description: Element 110: Darmstadtium (Ds)
Description: Element 111: Roentgenium (Rg)
Description: Element 112: Kopernisium (Cn), Transition metal
Description: Element 113: Ununtrium (Uut)
Description: Element 114: Ununquadium (Uuq)
Description: Element 115: Ununpentium (Uup)
Description: Element 116: Ununhexium (Uuh)
Description: Element 117: Ununseptium (Uus)
Description: Element 118: Ununoctium (Uuo)




















































Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/34/Electron_shell_025_Manganese.svg/42px-Electron_shell_025_Manganese.svg.png
25Mn
Penampilan
perak metalik
Description: A rough fragment of lustrous silvery metal
Ciri-ciri umum
mangan, Mn, 25
Dibaca
74, d
54.938045(5)
[Ar] 4s2 3d5
2, 8, 13, 2
Description: Kulit elektron dari mangan (2, 8, 13, 2)
Sifat fisika
Massa jenis (mendekati suhu kamar)
7.21 g·cm−3
Massa jenis cairan pada t.l.
5.95 g·cm−3
1519 K2275 °F 1246 °C, ,
3742 °F 2061 °C, 2334 K,
221 kJ·mol−1
26.32 J·mol−1·K−1
P (Pa)
1
10
100
1 k
10 k
100 k
at T (K)
1228
1347
1493
1691
1955
2333
Sifat atom
7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, -1, -2, -3
(oksida
amfoter)
1.55 (skala Pauling)
pertama: 717.3 kJ·mol−1
ke-2: 1509.0 kJ·mol−1
ke-3: 3248 kJ·mol−1
Lain-lain
body-centered cubic
paramagnetic
(20 °C) 1.44 µΩ·m
7.81 W·m−1·K−1
(25 °C) 21.7 µm·m−1·K−1
Kecepatan suara (batang ringan)
(20 °C) 5150 m·s−1
198 GPa
120 GPa
6.0
196 MPa
7439-96-5
Isotop paling stabil
Artikel utama: Isotop dari mangan
DE (MeV)
52Mn
-
52Cr
0.575
52Cr
0.7, 0.9, 1.4
-
53Mn
-
53Cr
54Mn
1.377
54Cr
0.834
-
55Mn
100%
Mn stabil dengan 30 neutron


C. SENYAWA-SENYAWA MANGAN
Mangan dengan konfigurasi elektronik terluar 3d5 4s2, mampu membentuk senyawa mulai dengan tingkat oksidasi terendah +2 hingga tertinggi +7. Bilangan oksidasi mangan yang paling stabil adalah +2.[3]Mangan merupakan logam yang paling banyak variasi tingkat oksidasinya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa sifat terpenting dalam senyawa mangan yaitu yang berkenaan dengan reaksi redoks. Semakin besar nilai potensial reduksi (semakin positif), semakin mudah reaksi reduksi berlangsung, dan sebaliknya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa:
1.      Dalam suasana asam ion Mn3+ bersifat tidak stabil, mudah mengalami auto redoks, atau disproporsionasi, artinya mengalami oksidasi (menjadi MnO2) dan reduksi (menjadi Mn2+) secara serentak oleh dirinya  sendiri.
2.      Demikian juga ion manganat, MnO42-, tidak stabil dan dalam suasana asam mengalami disproporsionasi secara spontan.
3.      Namun demikian dalam suasana basa, sifat disproporsionasi ini hanya menghasilkan nilai Eocellyang sangat kecil (+ 0,04 V). Oleh karena itu ion manganat MnO42-, dapat diperoleh dalam suasana basa.
Oksida, Hidroksida, dan Garam Mangan
Karakteristik oksida, hidroksida mangan dan beberapa turunannya yang penting dapat dilihat pada tabel berikut ini.[4]
Tingkat oksidasi
Oksida
Hidroksida
Sifat
Ion
Nama
Warna Ion
+ 2
MnO
Mn(OH)2
Basa moderat
Mn2-
Mangan(II)
Pink
+ 3
Mn2O3
Mn(OH)3
Basa lemah
Mn3-
Mangan (III)
Violet
+ 4
MnO2
MnO(OH)2 atau
H2MnO3
Amfoter

Asam lemah
MnO32-
Manganit
Coklat
+ 6
MnO3
H2MnO4
Asam moderat
MnO42-
Manganat
Hijau
+ 7
Mn2O7
HMnO4
Asam kuat
MnO4
Permanganat
Ungu

Bila setiap mangan oksid atau hidroksida dipanaskan pada 1000oC, Kristal hitam dari MnO4 haussmannite terbentuk. Bila Mn(OH)2 dibiarkan teroksidasi dalam udara, terbentuklah oksida hidrat yang pada pengeringan memberikan MnO(OH).[5]
Mangan (II), berdasarkan nilai potensial reduksinya, mangan (II) merupakan spesies yang paling stabil, dan mungkin dapat dikaitkan dengan konfigurasi setengah penuh, 3d5. Mangan (II) dalam senyawa garamnya seperti garam klorida, sulfat dan nitrat dalam larutan dapat dinyatakan sebagai ion Mn2+, atau dalam perspektif ion kompleks sebagai [Mn(H2O)6]2+ yang berwarna pink pucat.
Mangan (III), mangan (III) terdapat sebagai oksidanya yaitu Mn2O3 dan MnO(OH) yang terjadi secara alamiah di alam, tetapi ion Mn3+ dalam larutan tidak stabil, mudah tereduksi menjadi Mn2+ sebagaimana dinyatakan oleh nilai potensial reduksinya. Garam MnCl3 (hitam) misalnya, dapat diperoleh dalam larutannya dari reaksi MnO2 dengan asam klorida pada temperature rendah, tetapi akan terurai pada temperature diatas 40oC.
Mangan (IV), mangan (IV) terdapat sebagai oksidanya yaitu MnO2. Oksida ini sesungguhnya bersifat amfoterik namun relative inert terhadapasam maupun basa, dalam arti perannya sebagai Mn4+ atau Mn (IV) tidak dapat dipertahankan. Hal ini terlihat nyata dari hasil reaksinya dengan asam klorida pekat dalam keadaan dingin, yaitu larutan hijau yang mengandung dari ion Mn4+ adalah bersifat tidak stabil, dan berubah menjadi larutan yang berwarna pink karena terbentuk ion Mn2+. Mn(SO4)2 juga bersifat tidak stabil karena dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan MnSO4.
Hidroksida dari Mangan (IV) bersifat asam lemah, oleh karena itu tiap molekul hidroksidanya dapat melepaskan  satu molekul H2O hingga rumus molekulnya menjadi MnO(OH)2 atau lebih tepatnya ditulis sebagai H2MnO3. Adanya spesies MnO32- ini ditunjukkan dari reaksi lelehan MnO2 dan CaO yang menghasilkan kalsium manganit, CaMnO3 yang berwarna coklat.
Mangan (VI), mangan (IV) hanya dikenal sebagai spesies stabil dalam ion manganat, MnO42-, dengan bangun tetrahedrondan berwarna hijau gelap. Kalium manganat misalnya, dapat diperoleh dari reaksi lelehan MnO2 dan basa alkali dengan hadirnya oksidator (misalnya udara/KNO3).
Dalam larutan, ion manganat hanya stabil dalam suasana basa, dalam air dan dalam suasana asam akan mengalami disproporsianasi menjadi ion permanganate dan MnO2. Dalam suasana asam ion Mno42-  bersifat sebagai oksidator.
Mangan (VII), hanya satu senyawa Mn (VII) yang dikenal penting, yaitu yang mengandung mangan (VII) kalium permanganate, KMnO4, yang berwarna ungu. Senyawa ini stabil dalam larutannya, dan peran utamanya adalah sebagai oksidator yang sangat kuat baik dalam suasana asam netral, maupun basa.
Salah satu senyawa mangan yang terkenal adalah kalium permanganat (KmnO4).[6]Secara komersial kalium permanganat dibuat dari oksidasi kalium manganat oleh klor dalam suasana alkalin, Kristal ungu akan diperoleh pada pemekatan larutan yang bersangkutan.[7]

C.     EKSTRAKSI DAN KEGUNAAN

Karena logam mangan reaktif terhadap oksigen maka unsur ini tidak ditemui dalam keadaan bebas di alam. Batu-batuan kerak bumi mengandung mangan kira-kira 0,11 % massa atau 1066 ppm. Mangan merupakan unsur terbanyak yang kedua belas, dan ketiga untuk unsur-unsur transisi setelah besi dan titanium. Karena tingkat oksidasinya sangat bervariasi, unsur ini terdistribusi di dalam lebih dari tiga ratus macam mineral, duabelas diantaranya merupakan mineral  perdagangan yang penting. Beberapa diantaranya yaitu:
1.      Pirolusit (MnO2)
2.    Braunit (Mn2O3)
3.   Franklinit (Fe,Mn,Zn,)O
4.   Psilomelan (BaMn9O16(OH)4
5.   Hausmanit (Mn3O4) atau (MnOMn2O3)
6.   Manganit (Mn2O3H2O atau MnO(OH)
7.   Rdochohorosite (MnCO3)

Mangan juga terdapat sebagai nodul, yaitu endapan mirip batuan dengan komposisi kira-kira 15-30 % Mn yang dalam bentuk oksidanya bersama-sama dengan oksida-oksida Fe, Co, Cu, dan Ni. Nodul ini berupa butiran-butiran bola dengan diameter beberapa millimeter sampai dengan 15 cm, dan terakumulasi dalam dasar lautan yang terbanyak terdapat di daerah bagian tenggara kepulauan Hawai.
Logam mangan dalam mineral pirolusit sudah dikenal sejak peradaban Mesir kuno (raja Firaun), merupakan mineral utama sebagai sumber mangan. Mangan pertama kali diisolasi pada tahun 1774 oleh C.W. Scheele dan J.G. Gahn (Swedia) dari pemanasan MnO2 dengan batubara-charcoal dan minyak, meskipun kemurnian hasilnya masih rendah. Reduksi pirolusit yang biasanya bercampur dengan oksida besi Fe2O3 dengan batubara-kokas dalam tanur listrik meennghasilkan feromangan, yang mengandung kira-kira 80 % Mn.

MnO2 (s) + Fe2O3 (s) + 5C (s )              Δ        Mn (s) + 2Fe (s) + 5 CO2 (g)
                                                                    feromangan
jika mineral pirolusit mengandung silikon, maka unsur ini dapat dihilangkan dengan penambahan air kapur Ca(OH)2, dalam hal ini silicon akan diubah menjadi kalsium silikat. Untuk memperoleh logam mangam murni, pirolusit diolah menurut proses termit. Dalam proses ini pirolusit- MnO2 dipanaskan agar mengalami reduksi sebagian menjadi Mn3O4. Reduksi lebih lanjut dalam logam alumunium menghasilkan logam mangan yang dapat dipisahkan dengan lelehannya ( Al2O3 mempunyai titik leleh yang jauh lebih tinggi ~ 2045 oC). Pemurnian logam mangan lebih lanjut dilakukan secara destilasi. Persamaan reaksi utama yang terjadi dalam proses ini yaitu :[8]

2 MnO2 (s) Δ Mn3O4 (s) + O2 (g)
3 Mn3O4 (s) + 8 Al (s) Δ 4 Al2O3 (s) + 9 Mn (l)[9]
Logam Mn dengan kemurnian tinggi (~ 99,9 %) mulai dapat diisolasi pada tahun 1930.

.           

 KEGUNAAN MANGAN (MN)

Sembilan puluh persen dari seluruh Mn di dunia digunakan dalam industri baja sebagai reagen untuk mereduksi oksigen dan sulfur. Mn juga digunakan pada produksi baterai sel kering dan produksi kalium permanganat serta senyawa-senyawa lainnya, sebagai pelapis elektroda batang-bantang las, senyawa-senyawa Mn digunakan sebagai pengering unutk minyak rami, pengelantang kaca dan tekstil, pewarna, penyamak kulit dan pembuatan pupuk. Senyawa-senyawa karbonil organik Mn digunakan sebagai bahan aditif minyak, bahan bakar, inhibitor asap, dan aditif antiknock dalam bahan bakar. [10]
Prospek market mangan sangat bergantung pada industri baja dunia. Saat ini 90 persen produksi mangan masih dikonsumsi industri baja dan untuk keperluan ini biasanya digunakan campuran besi mangan, yaitu feromangan. Feromangan diproduksi dengan mereduksi campuran besi dan oksida mangan dengan karbon. Bijih mangan yang paling utama adalah pirolisit, MnO2
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbV_M6pB3eBya_dlz130V8UpOTC4jRAiEvc5b2zvL4LyATPjQda4xtYE7A8bjCEXpbT71lhU8d2SsE7lszl7gM_OMMMGvF3R_83bQ1Pcnuyao9B0lYhglppRr6w1NpwNGUVOMXiiFkxQfj/s1600/Mangan.png

Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja. Mangan adalah komponen kunci dari biaya rendah formulasi baja stainless dan digunakan secara luas tertentu. Mangan digunakan dalam paduan baja untuk meningkatkan karakteristik yang menguntungkan seperti kekuatan, kekerasan dan ketahanan.. Mangan digunakan untuk membuat agar kaca tdk berwarna dan membuat kaca berwarna ungu.
Mangan dioksida juga digunakan sebagai katalis. Selain itu Mangan digunakan dalam industri elektronik, di mana mangan dioksida, baik alam atau sintetis, yang digunakan untuk menghasilkan senyawa mangan yang memiliki tahanan listrik yang tinggi; di antara aplikasi lain, ini digunakan sebagai komponen dalam setiap pesawat televisi.
Mangan merupakan salah satu mineral yang digunakan oleh beberapa orang untuk membantu mencegah keropos tulang dan mengurangi gejala yang mengganggu terkait dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Methylcyclopentadienyl mangan tricarbonyl digunakan sebagai aditif dalam bensin bebas timbel bensin untuk meningkatkan oktan dan mengurangi ketukan mesin. The mangan dalam senyawa organologam yang tidak biasa ini adalah dalam bilangan oksidasi 1. 
Mangan (IV) oksida (mangan dioksida, MnO 2) digunakan sebagai reagen dalam kimia organik untuk oksidasi dari benzilik alkohol (yaitu bersebelahan dengan sebuah cincin aromatik). Mangan dioksida telah digunakan sejak jaman dahulu untuk menetralkan oksidatif kehijauan semburat di kaca disebabkan oleh jumlah jejak kontaminasi besi. MnO 2 juga digunakan dalam pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan cat hitam. Dalam beberapa persiapan itu adalah cokelat pigmen yang dapat digunakan untuk membuat cat dan merupakan konstituen alam Umber. Mangan (IV) oksida digunakan dalam jenis asli sel kering baterai sebagai akseptor elektron dari seng, dan merupakan bahan kehitaman yang ditemukan saat membuka seng karbon-jenis sel senter. Mangan dioksida yang direduksi ke mangan oksida-hidroksida MnO (OH) selama pemakaian, mencegah pembentukan hidrogen pada anoda baterai. [11]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki symbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetic. Hal ini dapat dilihat dari obital d yang terisi penuh pada konfigurasi electron. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu 55Mn.
          dapat dipahami bahwa sifat terpenting dalam senyawa mangan yaitu yang berkenaan dengan reaksi redoks. Semakin besar nilai potensial reduksi (semakin positif), semakin mudah reaksi reduksi berlangsung, dan sebaliknya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa:
4.      Dalam suasana asam ion Mn3+ bersifat tidak stabil, mudah mengalami auto redoks, atau disproporsionasi, artinya mengalami oksidasi (menjadi MnO2) dan reduksi (menjadi Mn2+) secara serentak oleh dirinya  sendiri.
5.      Demikian juga ion manganat, MnO42-, tidak stabil dan dalam suasana asam mengalami disproporsionasi secara spontan.
6.      Namun demikian dalam suasana basa, sifat disproporsionasi ini hanya menghasilkan nilai Eocellyang sangat kecil (+ 0,04 V). Oleh karena itu ion manganat MnO42-, dapat diperoleh dalam suasana basa.
Sembilan puluh persen dari seluruh Mn di dunia digunakan dalam industri baja sebagai reagen untuk mereduksi oksigen dan sulfur. Mn juga digunakan pada produksi baterai sel kering dan produksi kalium permanganat serta senyawa-senyawa lainnya, sebagai pelapis elektroda batang-bantang las, senyawa-senyawa Mn digunakan sebagai pengering unutk minyak rami, pengelantang kaca dan tekstil, pewarna, penyamak kulit dan pembuatan pupuk. Senyawa-senyawa karbonil organik Mn digunakan sebagai bahan aditif minyak, bahan bakar, inhibitor asap, dan aditif antiknock dalam bahan bakar.


















DAFTAR PUSTAKA.

Brady, James.Kimia Universitas Asas dan Struktur . Tangerang: BINARUPA AKSARA
publisher
Cotton, F. Albert. (2007).Kimia Anorganik Dasar,Jakarta: Universitas Indonesia
Handoyo Sugiarto,Kristian . ( 2001). Kimia Anorganik 2. Jakarta: Universitas Terbuka
Kuswati, Maria.(2007). Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Syukri.(1999). Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/kimiamangan.html.


0 Responses

Post a Comment